Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Pakistan Usir 1,7 Juta Pengungsi Afghanistan
Pengungsi Afghanistan duduk di truk ketika mereka berangkat dari pos perbatasan Torkham, Pakistan (Foto: Reuters)

Pakistan Usir 1,7 Juta Pengungsi Afghanistan



Berita Baru, Jakarta – Pemerintah Pakistan telah mengeluarkan perintah untuk mengusir seluruh imigran ilegal, termasuk 1,7 juta pengungsi Afghanistan, menyusul serangkaian serangan bom bunuh diri yang terjadi di negara itu.

Menurut laporan Reuters, Menteri Dalam Negeri Pakistan, Sarfraz Bugti, menuduh warga Afghanistan terlibat dalam 14 dari 24 insiden bom bunuh diri yang terjadi di Pakistan sejak Januari.

“Semua sepakat bahwa kami diserang dari dalam Afghanistan dan warga negara Afghanistan terlibat dalam serangan terhadap kami. Kami punya bukti,” ujar Bugti.

Pengungsi Afghanistan di Pakistan meningkat secara signifikan selama beberapa dekade terakhir, dengan sekitar 1,73 juta warga Afghanistan yang saat ini tinggal di Pakistan tanpa dokumen resmi. Namun, menurut PBB, sekitar 1,3 juta di antaranya adalah pengungsi terdaftar, sementara 880.000 lainnya memiliki status hukum untuk tetap tinggal di Pakistan. Total pengungsi Afghanistan di Pakistan saat ini mencapai 4,4 juta jiwa.

Menteri Dalam Negeri Pakistan, Bugti, juga mengumumkan tenggat waktu bagi para pengungsi Afghanistan untuk meninggalkan negara tersebut. “Kami memberi batas waktu hingga 1 November,” kata Bugti.

Tanggapan terhadap pengusiran ini datang dari pemerintah interim Afghanistan, Taliban, yang menganggapnya tak dapat diterima. “Sikap Pakistan terhadap pengungsi Afghanistan tak bisa diterima,” kata juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid.

Sementara juru bicara Kementerian Pengungsi dan Repatriasi Afghanistan versi Taliban, Abdul Muthalib Haqqani, menolak klaim Pakistan, mengatakan bahwa warga Afghanistan bermigrasi ke negara lain demi keselamatan dan keamanan mereka.

“Kami menyangkal semua klaim ini karena warga Afghanistan bermigrasi ke negara lain demi keselamatan mereka. Mereka mencari tempat yang lebih aman,” kata Haqqani.