NU, Wadah Umat untuk Menghormati Kumpi dan Orang-0rang Saleh
Berita Baru, Depok – Pada 27 Februari 2022, bertepatan dengan 26 Rajab, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Depok melantik secara resmi kepengurusan Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Pancoran Mas untuk masa khidmah 2021-2026.
Kegiatan pelantikan yang dilaksanakan di MTS Yasmine ini juga dibarengi dengan kegiatan pembacaan manaqib ulama-ulama di Pancoran Mas. Pembacaan Manaqib sebagai bentuk penghormatan warga NU di Pancoran Mas kumpi-kumpi dan orang-orang sholeh yang telah wafat.
“NU adalah wadah bagi umat islam Indonesia yang menghormati para orang tua atau yang biasa kita menyebutnya adalah kumpi, dan juga penghormatan kepada orang-orang sholeh terdahulu,” kata Ust. Muhammad Maulana, selalu Ketua Tanfidziyah MWC NU Kecamatan Pancoran Mas saat sambutan.
Menurutnya, bergabung di NU adalah cara untuk memuliakan dan menghormati para kumpi dan ulama. Hanya NU yang mengajarkan warganya untuk bertawasul dalam berdoa dan munajat, serta mengirimkan hadiah fatihah untuk orang tua.
Ia menyebut, di NU ada sembilan amaliyah yang sudah menjadi tradisi dan mengakar di masyarakat Indonesia. Seperti tahlilan, maulidan, ziarah kubur, istighosah, qunut, talqin mayit, adzan dua kali dalam sholat jum’at, doa di kehamilan tujuh bulan atau lebih dikenal dengan nujuh bulanan, dan merujuk pada kitab kuning (klasik).
“Siapa saja yang mengamalkan salah satu atau salah dua di antara 9 amaliyah tersebut, maka sesungguhnya dia adalah warga NU. Dan perlu diketahui bahwa sembilan amaliyah tersebut dilaksanakan oleh mayoritas warga di enam kelurahan di Pancoran Mas khususnya, dan warga Depok pada umumnya,” jelas Ust. Maulana.
Dalam kesempatan itu, Rois Syuriyah MWC NU Pancoran Mas, KH. Burhanudin Ma’ruf juga menegaskan bahwa NU adalah wadah yang berisi warisan amaliyah para orang tua atau kumpi-kumpi.
“Oleh karenanya, keberadaan MWC NU ini menjadi penting untuk melestarikan harokah kumpi-kumpi. Tujuannya adalah agar silaturahmi tetap terjaga. Biar kita-kita ini saling kenal,” lanjutnya.
Kegiatan acara pelantikan ini diikuti oleh seratus orang lebih yang terdiri dari anggota Badan Otonom (Banom) NU di Pancoran Mas seperti GP Ansor, Banser, Fatayat, dan IPNU/ IPPNU. Hadir juga Kepala Kecamatan Pancoran Mas, kepala kelurahan Mampang, Wakapolsek Pancoran Mas, Ketua MUI Kec. Pancoran Mas, serta Ketua RT dan RW setempat.
Dalam sambutannya, Kepala Kecamatan Pancoran Mas, H. Saipul menegaskan bahwa dirinya adalah seorang nahdliyin (warga NU). “Bapak saya NU tulen,” kata Pak Camat.
Dirinya berharap pengurus MWC NU Pancoran Mas dapat bersinergi dengan pemerintah kecamatan dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan.
“Setelah acara pelantikan ini, semoga NU bisa bekerjasama dan bersinergi dengan pemerintah untuk pengembangan kegiatan di masyarakat,” tutur Saipul yang juga merupakan orang asli Mampang.
Demikian halnya dengan Wakil Kepala Polsek Pancoran Mas, Sutrisno yang mengaku sangat senang dapat hadir di acara NU. “Waktu saya masih di kampung, saya belajar ngaji alif ba ta kepada seorang guru yang merupakan santrinya Mbah Maimoen Zubair”, jelasnya.
Sutrisno juga berharap kyai-kyai NU dapat menjadi penengah dan pendinginan di tengah situasi dan kondisi yang panas di masyarakat.
“Saya berharap ulama-ulama NU ini menjadi pendingin suasana yang panas. Saya yakin, semakin banyak ulama NU maka Indonesia akan damai,” ujarnya.
Sementara, Ketua PCNU Kota Depok dalam sambutannya, setelah melantik pengurus MWC NU Kecamatan Pancoran juga menyampaikan harapannya.
“NU di Depok pertama kali berdiri di Pancoran Mas. SK untuk PCNU Kota Depok pertama dikeluarkan ketika muktamar di Krapyak, Yogyakarta. Harapan saya semoga NU di Pancoran Mas ini dapat menjadi yang terdepan dalam mengembangkan NU di Depok,” tukasnya.