Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Normalisasi Hubungan Diplomatik Israel-UEA, Peluang Besar Penjualan Senjata AS ke Negara Teluk

Normalisasi Hubungan Diplomatik Israel-UEA, Peluang Besar Penjualan Senjata AS ke Negara Teluk



Berita Baru, Internasional – Normalisasi hubungan diplomatik antara Israel dan Uni Emirat Arab (UEA) akan membuka peluang besar bagi penjualan senjata Amerika Serikat (AS)  ke negara Teluk Arab, seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (15/8).

Pada Kamis (14/8) Israel  dan UEA menormalkan hubungan diplomatik dan menjalin hubungan baru di bawah kesepakatan yang ditengahi Presiden AS, Donald trump.

Perjanjian tersebut menjadikan UEA sebagai negara Arab ketiga setelah Mesir dan Yordania yang membuat kesepakatan dengan Israel,  yang telah menikmati akses khusus ke penjualan senjata AS.

“Semakin UEA menjadi teman Israel, menjadi mitra Israel, menjadi sekutu regional AS, saya pikir jelas itu mengubah ancaman penilaian dan bisa bermanfaat bagi UEA pada penjualan senjata di masa depan,” ujar Duta Besar AS untuk Israel, David Friedman pada wawancara Radio Publik Nasional, Jumat (14/8).

Washington menjamin, Israel bakal menerima produk senjata AS yang lebih canggih yang dilabeli “Qualitative Military Edge” daripada yang diperoleh negara-negara Arab.

Salah satu contohnya adalah jet F-35 buatan Lockheed Martin Co yang digunakan Israel  dalam pertempuran, tetapi UEA saat ini tidak dapat membeli jet tersebut.

Direktur Proyek Hubungan Arab-Israel di lembaga think tank Washington Institute for Near East Policy, David Makovsky mengatakan kepada Reuters bahwa kesepakatan itu adalah kemenangan bagi UEA.

Pada bulan Mei, Departemen Luar Negeri AS menyetujui kemungkinan penjualan hingga 4.569 kendaraan Mine Resistant Ambush Protected (MRAP) bekas ke UEA seharga USD556 juta.

Anggota parlemen AS telah mencoba mengekang rencana administrasi Trump untuk penjualan senjata, terutama ke Arab Saudi dan UEA, untuk menekan peningkatan catatan hak asasi manusia dan untuk menghindari korban sipil dalam kampanye udara melawan pemberontak Houthi yang didukung Iran dalam perang di Yaman. Mengingat Departemen Luar Negeri tidak mengevalusai risiko korban sipil di Yaman saat penjualan besar-besaran senjata tahun 2019 ke Arab Saudi dan UEA sepeerti yang dikatakan pengawas pemerintah AS yang dirilis pada hari Selasa (Reuters)