Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Ngabuburit Ulama Perempuan #6: Tugas Orang Tua Melatih Anak Berpuasa
Nyai Maryam Simpul Rahima Parepare Sulawesi Selatan dan Ketua Pengurus Cabang Fatayat Nahdlatul Ulama (PC Fatayat NU) Parepare. (Foto: SC/Swararahimah)

Ngabuburit Ulama Perempuan #6: Tugas Orang Tua Melatih Anak Berpuasa



Berita Baru, Jakarta – Melatih seorang anak untuk berpuasa sejak dini memang baik, tetapi sebagai orang tua harus memerhatikan dan jeli supaya puasa sang anak tetap berjalan aman. Butuh kerja sama kedua orang tua untuk menjaga kesehatan fisik dan psikis anak.

Menurut Nyai Maryam B, Simpul Rahima Parepare Sulawesi Selatan, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk melatih anak berpuasa. Hal pertama yang perlu dilakukan adalah memberikan pemahaman tentang puasa.

“Misalkan, pemahaman tentang puasa bagian dari rukun islam, syarat sah berpuasa, syarat wajib puasa dan hal-hal yang dapat mengurangi pahala puasa. Pemahaman itu penting sebagai pengetahuan dasar seorang anak tentang puasa,” kata Nyai Maryam.

Adapun langkah kedua, menurut Ketua PC Fatayat NU Parepare ini yaitu memberi tahu tentang keutamaan bulan puasa. Hal ini diperlukan supaya anak tidak menganggap berpuasa adalah hal yang sulit dilakukan.

“Kita bisa menyampaikan ke anak, orang berpuasa itu melatih diri untuk lebih dekat kepada Allah SWT dan mendapatkan pahala dari-Nya. Hal ini bisa menjadi motivasi untuk anak berpuasa,” terangnya dalam acara Ngabuburit bersama Ulama Perempuan yang digelar Swararahima pada hari Minggu, 18 Apr 2021 dan disiarkan dalam channel youtubenya,

Langkah selanjutnya, menurut Nyai Maryam adalah mengajak anak berpuasa. Orang tua harus mampu mengajak tanpa memerintah, tanpa memaksa kehendak seorang anak. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan teladan atau contoh langsung kepada seorang anak.

“Keempat, melatih berpuasa secara bertahap, karena kemampuan anak-anak berbeda dengan orang dewasa. Sehingga perlu kelonggaran dan latihan bagi seorang anak untuk berpuasa, tidak lantas dipaksa berpuasa penuh selayaknya orang dewasa,” ungkanya.

Menyediakan menu makanan favorit saat tiba waktu berbuka dan sahur, lanjutnya, juga menjadi strategi orang tua dalam mendidik anak menjalankan puasa denga rasa bahagia.

Tidak hanya itu, menurut Nyai Maryam suasana berpuasa yang menyenangkan dalam keluarga juga akan berdampak pada psikologi anak untuk lebih semangat untuk berpuasa.

“Terakhir, tidak lupa memberi apresiasi terhadapat apa yang telah dicapai seorang anak dalam berpuasa, sekalipun puasa anak masih belum penuh seharian. Karena penghargaan yang diberikan bisa memberi semangat untuk menjalankan puasa lebih baik,” tutupnya. (MKR)