Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Malaysia Sebut Tak akan Mengkompromi Kedaulatannya dengan China
(Foto: Reuters)

Malaysia Sebut Tak akan Mengkompromi Kedaulatannya dengan China



Berita Baru, Internasional – Klaim China atas 80% kawasan Laut China Selatan membuat panas kawasan ini. Malaysia misalnya, mengaku tak akan mengkompromi kedaulatannya dengan China.

Apalagi berdasarkan data audit setempat, China berulang kali masuk ke perairan Sabah dan Sarawak di LCS. Laporan Auditor-General’s Report Malaysia mengungkap dari 2016-2019, ada 89 kali militer China menerobos ke wilayah itu.

“Pendirian saya jelas. Kami tidak akan berkompromi dengan kedaulatan kami,” kata Menteri Luar Negeri Datuk Seri Hishammuddin Hussein dikutip dari The Star, Kamis (16/7).

Menanggapi masuknya Amerika Serikat (AS), ia pun mengatakan hal tersebut adalah masalah geopolitik kedua negara. Keduanya harus mengatasi persoalan mereka sendiri.

“Bahkan jika kita menyelesaikan sikap antara kedua negara adidaya, kita masih perlu menyelesaikan klaim yang tumpang tindih (di LCS) antara negara tetangga,” kata mantan menteri pertahanan itu.

Namun, ia berujar ASEAN harus memainkan peran perantara untuk menemukan solusi damai. Apalagi untuk mencegah perang keduanya terjadi di LCS.

“Ketakutan pribadi saya adalah bahwa itu bisa menjadi insiden atau kecelakaan yang dapat menyebabkan perang. Kita harus menghindari sikap militer karena itu tidak akan membantu situasi,” tambahnya.

Hishamuddin mengakui bahwa Malaysia sebelumnya telah mengirim nota protes atas perambahan Cina ke perairannya. Tercatat sudah enam kali nota dikirimkan.

Awal 2020 ini, Malaysia dan China sempat tegang saat kapal China disebut menganggu kapal milik Petronas. Saat itu, ada laporan bahwa kapal China membuntuti kapal Petronas, yang berada di kawasan pengeboran minyak di LCS.

Sebelumnya, China mengklaim memiliki kawasan LCS dengan konsep “sembilan garis imajiner”. Padahal hal ini sudah dianulir arbitrase PBB sejak 2016.

China saat itu tidak terima. Selain dengan Malaysia, tumpang tindih kawasan juga terjadi dengan Vietnam, Filipina, Brunei, dan Indonesia.