Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Ilustrasi: Reuters.
Ilustrasi: Reuters.

Lebih Ketat, China Revisi Draft Aturan Keamanan Data untuk Sektor Bisnis



Berita Baru, Shanghai – Kementerian Perindustrian China revisi draft aturan keamanan data untuk sektor bisnis dengan lebih ketat, sebagai upaya mengatur bagaiamana perusahaan dan pemerintah daerah mengelola data keamanan, Kamis (10/2).

Pertama kali, aturan keamanan data tersebut diterbitkan Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi China (MIIT) pada bulan September 2021.

Beberapa pengaturan direvisi dalam draft yang diterbitkan pada Kamis (10/2) tersebut, diantaranya, menghapus pernyataan bahwa “data inti” tidak boleh keluar dari China.

Data inti sendiri didefinisikan sebagai data yang berpotensi menimbulkan “ancaman serius” bagi kepentingan nasional dan ekonomi China.

Selain itu, aturan baru itu juga menambahkan elektromagnetik ke berbagai kategori yang berisi data yang dapat dianggap sebagai “data inti” atau “data penting”.

Aturan yang direvisi tersebut juga menyebutkan bahwa regulator pemerintah daerah khusus industri harus bertanggung jawab atas pengelolaan dan pengawasan data dalam tiga kategori.

Ketiga kategori tersebut adalah “data industri”, “data telekomunikasi”, dan “data nirkabel”, dengan tanpa menjelaskan lebih lanjut.

MIIT mengumumkan bahwa draft aturan revisi yang baru tersebut akan terbuka untuk dikoreksi dan diperiksa publik hingga 21 Februari, seperti dilansir dari Reuters.

Draft aturan tersebut juga bertujuan untuk memperkuat undang-undang keamanan data baru negara itu.

Pakar hukum dan teknologi mengharapkan hukum memiliki konsekuensi bagi hampir semua entitas yang terlibat dalam beberapa bentuk pengumpulan data massal.

Undang-undang tersebut secara luas mengharuskan perusahaan dan pemerintah daerah China untuk mengkategorikan data berdasarkan relevansinya dengan keamanan nasional dan ekonomi.

Draft aturan baru tersebut juga menyerukan regulasi yang lebih ketat untuk mengekspor data dari China ke lokasi lain, yang telah menimbulkan kekhawatiran di antara perusahaan multinasional yang beroperasi di China.