Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Komet Vulkanik 29P Meledak Seperti Botol Champagne
Gambar inframerah koma dan ekor komet 29P setelah letusan pada 8 Desember 2003. (Foto: NASA/Spitzer Space Telescope )

Komet Vulkanik 29P Meledak Seperti Botol Champagne



Berita Baru, Jakarta – Para ilmuwan berhasil memprediksi terjadinya letusan komet vulkanik 29P/Schwassmann-Wachmann (29P) yang terkenal tidak stabil. Komet tersebut memiliki orbit yang tidak biasa, lingkaran orbit yang lebih mengelilingi Matahari daripada kebanyakan komet, dan rotasi yang lebih lambat dari yang diharapkan.

Komet ini juga tergolong dalam kelompok “centaur” yang terdiri dari sekitar 100 komet yang ditarik dari sabuk Kuiper ke orbit yang lebih dekat dengan Matahari. 29P memiliki tipe letusan vulkanik yang berbeda dengan bumi yaitu dengan memuntahkan gas dingin dan es dari bagian dalamnya yang sangat dingin, fenomena ini dikenal dengan cryovolcanism atau “vulkanisme dingin”.

Dilansir dari Live Science, pada tanggal 2 April 2023, para ilmuwan dari British Astronomical Association (BAA) memperhatikan lonjakan tajam pada kecerahan 29P. Hal tersebut disebabkan oleh cahaya yang memantul dari gas dan es yang baru saja terlepas atau cryomagma, yang terdapat pada koma komet.

Komet Vulkanik 29P Meledak Seperti Botol Champagne
Orbit melingkar kira-kira 29P (putih) mengelilingi matahari. (Foto: NASA/JPL Small-Body Database Browser)

Letusan tersebut kemungkinan besar cukup besar karena koma terlihat lebih terang dibandingkan inti komet, seperti yang dilaporkan oleh Spaceweather.com. Namun, kekuatan letusan belum dapat diukur secara pasti.

29P merupakan salah satu komet yang paling aktif secara vulkanik di tata surya, dan para peneliti sudah melihat komet tersebut meledak ratusan kali sebelumnya. Pada November 2022, komet es ini mengalami letusan besar yang memuntahkan lebih dari 1 juta ton cryomagma, menjadikannya letusan kedua terbesar dalam 12 tahun terakhir. Namun, pada letusan-letusan sebelumnya, para ilmuwan tidak dapat memprediksi letusan tersebut.

Namun kali ini, para peneliti telah memperkirakan bahwa letusan besar akan terjadi. Komet vulkanik seperti 29P memiliki kerak permukaan yang mengelilingi inti es padat dan berisikan tekanan gas.

Radiasi dari Matahari menyebabkan es padat dalam inti komet menyublim menjadi gas dan menyebabkan tekanan yang bertumpuk di bawah kerak. Ketika kerak melemah, tekanan tersebut menyebabkan kerak terbelah dan cryomagma terlepas ke luar angkasa.

Pada tanggal 1 April 2023, para astronom dari BAA memperhatikan bahwa cahaya di sekitar inti komet sangat redup, hal ini menandakan bahwa gas yang terlepas dari kerak komet lebih sedikit dari biasanya dan tekanan komet semakin bertambah. Sehingga letusan besar menjadi “sangat mungkin terjadi”.

Letusan terbaru ini membuktikan bahwa letusan dari komet 29P dapat diprediksi sebelumnya, yang diharapkan akan membantu para peneliti untuk mempelajari letusan di masa depan secara lebih detail.