Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

KLHK Tanam 330 Ribu Mangrove di Pesisir Pantai Randuboto Sidayu

KLHK Tanam 330 Ribu Mangrove di Pesisir Pantai Randuboto Sidayu



Berita Baru, Gresik – Guna mendukung program pemulihan ekonomi nasional, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Badan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Solo melakukan penanaman ratusan ribu batang mangrove di pesisir pantai Randuboto, Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik.

Selain itu, penanaman batang mangrove sebanyak 330 ribu tersebut juga untuk mendukung kegiatan padat karya. Sebab, dalam penanaman ini melibatkan 250 pekerja. Mulai dari nelayan hingga ibu-ibu di desa setempat.

“Penanaman mangrove ini pada intinya adalah program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Karena ketika masa pandemi, masyarakat khususnya wilayah pesisir terdampak secara ekonomi yang sangat signifikan,” ujar Dwi Anto Teguh Widodo perwakilan BPDASHL Solo, Rabu (28/10).

Penanaman mangrove ini, lanjut Dwi menjelaskan, bertujuan untuk perputaran ekonomi masyarakat, berupa pemberian upah kepada masyarakat. Dan juga melestarikan hutan mangrove. Dengan harapan hasil laut meningkat dan mencegah terjadinya abrasi.

“Pada tahun 2020 ini kami melakukan penanaman mangrove seluas 316 hektar di dua kabupaten. Yakni Gresik dan Lamongan. Untuk di randuboto sendiri seluas 33 hektar dengan jumlah 330 ribu batang mangrove jenis Rhizophora SP,” pungkasnya.

Masih lanjut Dwi, keunggulan jenis Rhizophora SP ini memiliki akar tunjang yang banyak. Selain penampilannya yang cukup menarik, juga bisa mencegah erosi pantai. Hal ini juga bisa meningkatkan hasil laut seperti kepiting dan ikan laut lainnya.

“Secara penampilan jenis Rhizophora SP ini lebih menarik. Ketika hutan mangrove ini terjaga maka tidak menutupkemungkinan akan menjadi daya tarik wisata. Oleh karena itu perlu adanya pemeliharaan dan perawatan,” imbuhnya.

Sementara, Kepala Desa Randuboto Andhi Sulandra mengatakan, program penanaman mangrove ini sudah berjalan sejak 2 bulan, melalui KLHK yang dilaksanakan oleh BPDASHL Solo. Dengan model padat karya, mulai dari pembuatan ajir (potongan bambu), penanaman hingga perawatan.

“Total ada 250an warga yang ikut libatkan. Hampir semuanya berasal dari nelayan. Tentunya program ini sangat membantu, karena masyarakat mendapatkan upah. Alhamdulillah antusias masyarakat sangat tinggi,” ungkap Andhi Sulandra.

Andhi menegaskan, penanaman mangrove disini bisa dibilang berbeda dari daerah-daerah lain. Karena para pekerjanya menggunakan alat ski lumpur untuk membawa batang mangrove, ajir dan peralatan lainnya.

“Dan di sekeliling tanaman mangrove kita pasang bambu dan ban yang bisa naik turun saat air pasang dan surut. Dengan tujuan memecah ombak dan melindungi tanaman mangrove yang baru ditanam. Target kami akhir Desember 2020 rampung,” pungkasnya.