Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Percakapan
Bayi yang sering untuk diajak berkomunikasi oleh kedua orang tuanya akan lebih cepat belajar bahasa dan berbicara, Sumber : Dailymail.co.uk

Ini Cara Agar Bayi Cepat Belajar Bahasa dan Berbicara



Berita Baru , Amerika Serikat – Keterampilan bahasa bayi akan berkembang lebih cepat jika orang tua mereka terlibat dalam percakapan dengan bayi daripada hanya berbicara disekitar mereka.

Dilansir dari Dailymail.co.uk , Orang tua yang suka bercakap-cakap dengan bayinya dapat membantu meningkatkan perkembangan bahasa mereka (bayi) lebih cepat daripada sekadar berbicara saat berada di dalam ruangan.

Peneliti dari Universitas Stanford dan lainnya mempelajari otak bayi berusia antara lima dan delapan bulan saat mereka tidur di dalam mesin MRI.

Mereka menemukan, daripada sekadar mendengar kata-kata orang dewasa, orang tua yang secara bergiliran melakukan percakapan langsung dengan bayi mereka dapat membentuk kemampuan bahasa masa depan mereka.

Para ilmuwan mengatakan bahwa jaringan bahasa otak dapat berkembang dalam dua tahap, yang pertama di dalam rahim mereka dengan mengembangkan jaringan pemrosesan untuk memproses suara, kemudian jaringan lain setelah mereka berumur beberapa bulan untuk memahami bahasa yang lebih kompleks.

Penulis utama penelitian Lucy King mencatat, Jumlah dan kualitas bahasa yang dipelajari bayi memiliki pengaruh signifikan pada kemampuan bahasa masa depan mereka.

Apa yang tidak banyak diketahui adalah bagaimana jenis variasi input bahasa yang dilakukan. Apakah itu komunikasi bolak-balik, bercerita atau berbicara yang dapat berdampak pada kemampuan sang bayi.

Para peneliti juga tidak tahu persis bagaimana dampak interaktif bahasa antara bayi dan orang tua ternyata dapat berdampak pada saluran sirkuit syaraf otak mereka.

Dalam studi baru, para ilmuwan melihat bahasa yang digunakan bayi berusia lima hingga delapan bulan di rumah dengan melalui percakapan dan bahkan cerita dari orang tua.

Mereka merekam percakapan dan masukan linguistik tersebut menggunakan alat yang disebut Analisis Lingkungan Linguistik (LENA) yang diikatkan pada bayi berbentuk baju.

Tim di balik penelitian kemudian mulai mengukur aktivitas jaringan bahasa pada bayi, melalui bagian otak yang terkait dengan bahasa. Dimana saat mereka tidur di pemindai.

Teknik yang dikenal sebagai pencitraan resonansi magnetik fungsional (fMRI), mengukur perubahan kecil dalam aliran darah yang terjadi dengan aktivitas otak sang bayi.

Mereka memeriksa dua sub-jaringan bahasa inti di dalam otak bayi, yang pertama ini dikembangkan di dalam rahim dan dalam beberapa bulan pertama setelah lahir.

Saat berada di dalam rahim, bayi mulai mengembangkan jaringan pemrosesan pendengaran yang berkaitan dengan cara telinga dan otak bekerja sama untuk memahami suara.

Bayi kemudian mengembangkan jaringan lain untuk memahami kalimat yang lebih kompleks, kosakata, dan arti kata-kata di masa kanak-kanak.

Ini Cara Agar Bayi Cepat Belajar Bahasa dan Berbicara
Berbicara dengan interaksi bergiliran pada bayi dapat membentuk kemampuan bahasa sang bayi.

Wilayah di masing-masing dari dua sub-jaringan bahasa diaktifkan bersama, menunjukkan bahwa mereka bekerja sama.

Bayi-bayi yang lebih sering melakukan percakapan dengan bergiliran dengan orang tua mereka di rumah dikaitkan dengan konektivitas yang lebih lemah di jaringan otak yang mereka gunakan untuk memahami suara.

Penemuan menunjukkan bahwa koneksi otak dapat melemah dan menguat karena koneksi disempurnakan selama perkembangan.

Terlepas dari status sosial ekonomi orang tua, seberapa sering mereka terlibat dalam percakapan, bukan hanya berbicara dengan suara keras dapat berdampak pada aktivitas otak.

“ Hasil ini memberikan bukti untuk peran interaksi vokal dengan pengasuh misalnya, dibandingkan dengan ucapan orang dewasa yang terdengar, dalam fungsi jaringan bahasa di masa kanak-kanak, ” tulis King pada Senin (30/11).

Para ilmuwan mengatakan lebih banyak penelitian seperti ini dapat mengungkapkan bagaimana konektivitas yang lebih lemah terkait dengan lebih banyak percakapan memengaruhi perkembangan bahasa bayi.

Tetapi hasilnya harus menyoroti pentingnya lingkungan kehidupan awal sang bayi dalam membentuk fungsi dan perkembangan otak anak. Serta kebutuhan untuk mendukung orang tua dalam menyediakan lingkungan yang memperkaya mereka.