Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Indonesia dan Inggris Mendorong Kerja Sama Transisi Energi di ASEAN
(Foto: Antara)

Indonesia dan Inggris Mendorong Kerja Sama Transisi Energi di ASEAN



Berita Baru, Jakarta – Pemerintah Indonesia mendorong penguatan kerja sama di bidang transisi energi antara ASEAN dan Inggris. Seruan ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Marsudi, dalam pertemuan ASEAN Post Ministerial Conference (PMC) dengan Menlu Inggris, James Cleverly.

Menurut Retno, dua tahun yang lalu Inggris menjadi Mitra Dialog terbaru ASEAN. Hal ini menunjukkan komitmen ASEAN untuk menjalin kemitraan dengan semua negara. Namun, mitra-mitra tersebut menurutnya harus menganut nilai-nilai yang sama dengan ASEAN dan berkontribusi pada perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan.

Pada pertemuan tersebut, Retno menekankan dua hal penting. Pertama, menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan. Ia menyebut bahwa perdamaian di kawasan Indo-Pasifik telah terjaga selama lebih dari setengah abad berkat adanya arsitektur kawasan yang inklusif, yang berpusat di ASEAN.

“Arsitektur Kawasan ini dibangun di atas paradigma kolaborasi dan kepatuhan terhadap hukum dan prinsip-prinsip internasional, termasuk Treaty of Amity and Cooperation (TAC) dan Bali Principles. Saya yakin Inggris juga menganut prinsip-prinsip tersebut,” ujar Retno pada Kamis (13/7/2023).

Selain itu, ASEAN juga mendorong Inggris untuk berkontribusi dalam memastikan Asia Tenggara sebagai kawasan bebas nuklir dengan segera mengaksesi Protokol Traktat Southeast Asia Nuclear Weapon Free Zone (SEANWFZ).

Kedua, Retno mendorong kerja sama di bidang transisi energi. Ia mengungkapkan bahwa kemitraan antara ASEAN dan Inggris harus berkontribusi dalam mewujudkan net-zero emisi dalam 3-4 dekade ke depan.

ASEAN dan Inggris telah memiliki skema kerja sama yang dapat dimanfaatkan, seperti ASEAN-UK Catalytic Green Finance Facility Trust Fund. Kerja sama ini, menurut Retno, akan memperkuat hubungan ASEAN-Inggris sebagai “kemitraan masa depan.”

Pada pertemuan tersebut juga dibahas penguatan kerja sama ekonomi antara ASEAN dan Inggris, termasuk peningkatan perdagangan, investasi, resiliensi rantai pasok, perdagangan digital, inovasi, dan keamanan siber. Beberapa negara ASEAN juga mengusulkan pembentukan ASEAN-UK Free Trade Agreement.

Di bidang politik dan keamanan, pertemuan tersebut menyoroti pentingnya dukungan Inggris terhadap pembentukan arsitektur kawasan berdasarkan paradigma kolaborasi dan kepatuhan terhadap hukum internasional. Secara khusus, ASEAN mendorong Inggris untuk segera mengaksesi Protokol Traktat SEANWFZ.

Selain itu, pertemuan juga sepakat untuk meningkatkan kerja sama dalam bidang transisi iklim, energi bersih, penguatan infrastruktur kesehatan, serta mitigasi bencana alam. Inggris juga akan mendorong kerja sama dalam pemberdayaan perempuan dan anak perempuan, termasuk dalam konteks Women, Peace and Security (WPS) dan akses pendidikan.