Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Destinasi Super Prioritas
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam Simulasi “Health Safety and Security Protocol,” Kamis (12/11).

Indonesia Bakal Produksi Laptop Merah Putih dengan Merek Dikti Edu



Berita Baru, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyatakan, bahwa pemerintah sedang mempercepat penggunaan produk dalam negeri atau PDN khususnya untuk sektor pendidikan.

Hal itu disampaikan Luhut dalam konferensi pers Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri pada Sektor Pendidikan secara virtual, Kamis, 22 Juli 2021.

Luhut mengungkapkan, pemerintah sudah ada rencana pembuatan konsorsium yang berisikan perguruan tinggi dan industri TIK untuk pembuatan laptop Merah Putih dengan merek Dikti Edu.

“Kita lihat laptop produksi dalam negeri ada yang dibuat oleh ITB, ITS, UGM bekerjasama dengan TIK industri dalam negeri untuk membentuk konsorsium dan memproduksi tablet laptop Merah Putih dengan merek Dikti Edu,” kata Luhut.

Luhut menjelaskan, bahwa saat ini pemerintah menyediakan dana sebesar Rp 17 triliun untuk pengadaan TIK di sektor pendidikan. Anggaran tersebut akan digunakan hingga tahun 2024 mendatang.

“Tujuan utama TIK dalam negeri di bidang Pendidikan melalui pengadaan barang pemerintah yg ditargetkan sebesar Rp 17 triliun sampai 2024, selama 4 tahun ke depan kita akan belanjakan segitu banyak. Kita mau secara bertahap nanti kita buat,” ujar Luhut.

Luhut meyakini dengan adanya konsorsium untuk menciptakan produk buatan anak bangsa, Indonesia akan dapat membangun industri sendiri khusus TIK. Ia pun berharap upaya ini dapat segera dilakukan.

“Saya kira zamannya Menteri Nadiem elok kalau ini sudah mulai diluncurkan (laptop). Dengan jumlah pembelian Rp 17 triliun selama beberapa tahun, saya kira sudah bisa dibangun industri sendiri,” pungkas Luhut.

Disisi lain, Luhut mengatakan industri juga diwajibkan untuk melakukan offset agreement (perjanjian impor) dengan pihak luar. Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan research and development (R&D), dengan mengikutsertakan vokasi dan pendidikan dalam kontrak pemesanan.

“Pemerintah tengah berupaya menaikkan industri TIK dalam negeri dengan melaksanakan berbagai program seperti penyediaan akses pasar, penyerapan PDN melalui pengadaan barang jasa pemerintah, peningkatan kapasitas, bekerja sama dengan sekolah vokasi, perguruan tinggi serta akses permodalan,” pungkas Luhut.