IMF Pertimbangkan Yuan China Sebagai Mata Uang yang Digunakan untuk Bayar Hutang
Berita Baru, Jakarta – Dana Moneter Internasional (IMF) sedang mempertimbangkan untuk mengakui yuan China sebagai mata uang yang dapat diterima untuk negara anggota dalam memenuhi kewajiban keuangan mereka kepada IMF. Hal ini terjadi setelah Argentina menggunakan yuan untuk melunasi sebagian utangnya.
Julie Kozack, juru bicara IMF, mengungkapkan dalam konferensi pers bahwa pihaknya sedang mempertimbangkan langkah tersebut.
“Seperti yang telah kami sampaikan sebelumnya, otoritas Argentina terus memenuhi kewajiban keuangan mereka kepada IMF. Yuan adalah salah satu dari lima mata uang yang dapat digunakan secara bebas oleh anggota untuk melunasi kewajiban mereka kepada IMF,” kata Kozack seperti dikutip dari Sputnik pada Minggu (16/7/2023).
Pada bulan lalu, Argentina menggunakan yuan China untuk membayar sejumlah utangnya, dengan jumlah pembayaran sebesar $1,1 miliar dari total utang sebesar $2,7 miliar. Tindakan ini menunjukkan bahwa yuan semakin diakui sebagai mata uang yang valid dalam urusan keuangan internasional.
Langkah ini juga sejalan dengan perjanjian antara Bank Sentral Argentina dan China yang memperpanjang swap line mereka selama tiga tahun ke depan. Dalam perjanjian ini, Argentina dapat mengakses dana senilai 130 miliar yuan (setara dengan $18,4 miliar) dari China. Perjanjian baru ini menggandakan jumlah dana yang dapat digunakan oleh Argentina dari 35 miliar yuan menjadi 70 miliar yuan.
Argentina juga telah mengambil langkah untuk mengurangi ketergantungan pada dolar Amerika Serikat sebagai mata uang cadangan. Bank sentral Argentina baru-baru ini mengumumkan bahwa yuan Renminbi diterima sebagai mata uang yang dapat digunakan untuk deposito di bank-bank setempat.
Penggunaan yuan China oleh Argentina dalam melunasi utangnya menunjukkan arah baru dalam hubungan keuangan internasional dan potensi yuan untuk menjadi mata uang yang semakin diterima secara global. IMF sedang mempertimbangkan langkah ini sebagai bagian dari upaya untuk memperluas penggunaan mata uang yang dapat diterima dalam transaksi keuangan internasional.