Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Kenaikan Harga Bahan Pokok Picu Kekhawatiran Jelang Ramadhan
Ilustrasi bahan pokok (foto: Ist)

Kenaikan Harga Bahan Pokok Picu Kekhawatiran Jelang Ramadhan



Berita Baru, Jakarta – Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Eko Listiyanto, memperingatkan bahwa tingkat inflasi diprediksi akan terus meningkat menjelang bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.

Proyeksi ini menunjukkan bahwa inflasi bulan Maret diperkirakan mencapai 0,6 persen, dipicu oleh tingginya permintaan dan kenaikan harga bahan pokok.

“Maret nanti saya rasa akan lebih tinggi tingkat inflasinya, karena kenaikan tidak hanya terjadi pada beras. Nanti juga akan menyusul transportasi, harga BBM nonsubsidi, harga (jalan) tol, dan kebutuhan pokok lainnya. Ya telur, daging, gula semua akan naik ya, karena permintaan tinggi di Ramadhan dan Lebaran,” kata Eko dalam pernyataannya di Jakarta pada Jumat (1/3/2024).

Meski tingkat inflasi bulan Februari sebesar 0,37 persen masih berada dalam rentang target inflasi 2024, Eko Listiyanto menganggap peningkatan ini sebagai sinyal bagi pemerintah untuk segera menstabilkan harga kebutuhan pokok, terutama beras yang menyumbang inflasi bulanan sebesar 0,21 persen.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tren inflasi komoditas beras pada Februari mencapai 5,32 persen, menjadikannya penyumbang inflasi bulanan terbesar. Faktor-faktor utama yang mempengaruhi kenaikan harga beras termasuk produksi beras nasional yang berkurang karena dampak El Nino dan keterlambatan distribusi, terutama akibat program bantuan sosial (bansos).

Eko Listiyanto menjelaskan, “Faktor produksi beras nasional berkurang karena kemarau panjang imbas dari El Nino dan estimasi panen raya baru akan terjadi pada Maret-April 2024. Ada juga keterlambatan distribusi yang disebabkan oleh program bansos yang marak disalurkan beberapa bulan terakhir.”

Selain itu, faktor ketiga yang turut mempengaruhi adalah periode Pemilu 2024, yang meningkatkan tingkat konsumsi masyarakat. Hal ini sejalan dengan pernyataan Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M Habibullah, yang menyatakan bahwa hampir seluruh provinsi mengalami inflasi beras.

Meskipun proyeksi ini menciptakan tantangan bagi stabilitas harga, Eko Listiyanto mengakui bahwa tingkat inflasi Februari masih dalam batas aman sesuai target inflasi 2024.