Ibu Asnir Umar dan Api Menjaga Gunung Talang di Solok
Berita Baru, Sosok – Proyek geotermal di Gunung Talang masih menjadi kontroversi. Menurut akar rumput di sekitar gunung, khususnya Ibu Asnir Umar, pertambangan geotermal tersebut tidak saja berpotensi merusak alam, tetapi juga memiskinkan warga.
Menurut Ibu Asnir, dalam diskusi virtual yang diadakan The Asia Foundation pada Kamis (25/3), tambang geotermal telah merenggut banyak tanah warga dan menjauhkan mereka dari potensi kekayaan alamnya sendiri, sehingga warga tak lagi punya lahan produktif untuk dikelola.
Akibatnya, diinisiasi oleh Ibu Asnir, demonstrasi terjadi. Dua demo pecah di Kantor Bupati Solok, Sumatra Barat. Demo pertama memanggil 7000 warga, sedangkan sisanya 14000 warga yang menuntut proyek geotermal dicabut.
Bicara demo, apalagi untuk perempuan, tentu bicara aparat keamanan. Ketika mereka demo, Ibu Asnir melanjutkan, pihak yang paling menyebalkan adalah jajaran Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Polisi.
“Mereka itu kayak tidak punya nurani. Tidak bisa merasakan bagaimana kemiskinan rakyatnya sendiri. Bagaimana bisa mereka malah berdiri pongah sambil menakut-nakuti kami yang demo demi Tanah Gunung Talang,” ungkap Ibu Asniri dalam acara yang digelar The Asia Foundation bekerja sama dengan UKaid, The David Lucile and Packard Foundation, Sikola Mombine, dan Beritabaru.co.
Selama ini, boleh dibilang Ibu Asnir tidak saja berjuang melawan perusahaan, tetapi juga pemerintah. Dua kali demo, Bupati Solok sama sekali tidak memunculkan batang hidung, padahal ini soal 27000 hektare lahan yang terancam.
Meski demikian, Ibu Asnir dan para perempuan lainnya masih percaya bahwa pemerintah lambat laun akan sadar. Ibu Asnir berharap pada pemimpin pemerintah di seluruh level, dari Camat hingga Presiden, agar proyek geotermal di sekitar Gunung Talang segera dicabut.
“Wahai para bapak-bapak pemimpin, batalkan proyek ini!” tegas Ibu Asnir dalam webinar bertajuk Memperkuat Kepemimpinan Perempuan dalam Pengelolaan SDA dan Ketahanan Ekologis di Indonesia ini.