Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

HAN 2022, Pianis Ananda Sukarlan Optimis akan Masa Depan Gemilang Generasi Muda Indonesia

HAN 2022, Pianis Ananda Sukarlan Optimis akan Masa Depan Gemilang Generasi Muda Indonesia



Berita Baru, Jakarta – Komponis dan pianis tingkat dunia, Ananda Sukarlan menilai sangat penting bagi seluruh warga negara Indonesia Untuk merayakan Hari Anak Nasional (HAN). Karena HAN dibentuk sebagai penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak anak sebagai generasi penerus bangsa. 

Merayakan HAN, sebagai pengingat bagi kita kita semua untuk merealisasikan tujuan tersebut. “Kita ini menggantungkan masa depan kita dari mereka, dan anak-anak itu harus belajar sejarah untuk tidak mengulangi hal-hal buruk di masa lampau,” kata Ananda Sukarlan saat berbincang dengan awak media di Jakarta, Kamis (21/7).

Diketahui Peringatan HAN tahun ini jatuh pada hari Sabtu (23/7). Sebagaimana mengutip Kemenpppa RI, tema HAN tahun 2022 adalah ‘Anak Terlindungi, Indonesia Maju’. Tanggal 23 Juli dipilih karena mengacu pada disahkannya UU Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak.

Ananda Sukarlan, yang juga bagian dari Panitia G20 tersebut menyampaikan optimismenya akan masa depan gemilang generasi muda Indonesia. Walaupun mereka sampai mengecewakan kita, ucapkannya, itu bukan salah mereka, tapi generasi sebelumnya. 

“Kita sangat kurang mengerjakan PR kita untuk mereka. Masalahnya pengetahuan sejarah anak-anak kita itu sangat kurang, dan bahkan banyak yang salah persepsi tentang sejarah, apalagi banyak orang memelintir sejarah di media sosial saat ini,” ujar Ananda Sukarlan.

Ia melihat, banyak sekali yang harus dirombak dari sistem dan kurikulum pendidikan ada. “Bukan hanya materinya tapi juga bagaimana membentuk mentalitasnya. Anak-anak harus diajarkan bagaimana berpikir, bukan apa yang harus dipikir,” sambung Ananda Sukarlan.

“Buat saya, banyak sekali yang harus dirombak dari pendidikan, bukan hanya materinya tapi juga bagaimana membentuk mentalitasnya. Anak-anak harus diajarkan bagaimana berpikir, bukan apa yang harus dipikir,” tuturnya.

“Berpikir itu kreatif dan kritis, bukan menurut arahan dan hafalan. Berpikir itu harus bisa bebas, karena itu satu-satunya kebebasan yang kita miliki sekarang. Berbicara, menulis dan bertindak itu bisa kena UU ITE, tapi berpikir tidak” imbuhnya.

Menurut komponis yang dianugerahi gelar kesatriaan tertinggi ‘Ordine della Stella d’Italia’ dari Republik Italia ini, pendidikan merupakan investasi paling berharga untuk bangsa.

“Kalau kita punya generasi yang tidak berpengetahuan, otomatis ekonomi, keamanan, kesehatan, akhlak bangsa ambruk karena mereka melakukan kebodohan yang seharusnya bisa dihindari,” katanya.

“Tapi kita generasi tua juga tidak bisa mengajarkan dengan cara berpikir kita, karena anak-anak punya cara berpikir sendiri. Makanya kita tidak boleh mendikte, hanya membimbing dan memberi berbagai contoh: buruk untuk tidak dilakukan, baik untuk dikerjakan dan dikembangkan,” tegas Ananda Sukarlan.

Sebagai komponis Indonesia yang masuk dalam 100 tokoh seniman Asia paling berpengaruh tahun 2020, Ananda Sukarlan mengungkapkan visi dan misinya dalam pendidikan musik di Indonesia. 

Bagi dia, musik itu bagian dari hidup, dari cara berpikir yang kreatif, dari berkomunikasi dan berekspresi yang beradab. Pihaknya bahkan ingin menunjukkan bahwa musik ‘klasik’ yang katanya elit dan berat itu sebetulnya milik semua, dapat dimengerti dan kemudian dicintai oleh semua orang. 

“Saya terinspirasi dengan acara menggambar yang dipandu Tino Sidin di TVRI saat saya masih kecil. Di situ, pak Tino Sidin membuat kita jadi mencintai seni menggambar. Penyampaiannya sangat enak, dan penonton tidak merasa bahwa kita ‘dididik’ atau ‘digurui’ di situ. Mungkin sih kita tidak ikut menggambar saat menonton, tapi kita jadi tahu sebetulnya bagaimana sih teknik dasar menggambar dan menggunakan imajinasi kita itu, supaya tidak takut mengekspresikan apa yang ada dalam diri kita. Ini penting karena musik klasik adalah dasar dari segala musik genre lainnya,” jelasnya.

Ananda Sukarlan juga mengungkapkan bahwa dirinya sedang melakukan sesuatu yang baru dalam bidang pendidikan musik di tanah air. Belum lama ini pihaknya telah selesai membuat video 6 episode tentang pendidikan musik untuk semua kalangan yang bekerjasama dengan piano digital KORG. Episode pertama akan tayang minggu depan dan episode berikutnya akan tayang setiap minggu di kanal YouTube officialnya ‘Ananda Sukarlan’. 

“Inti dari seluruh seri ini adalah seperti judul episode pertama yang merupakan pengantar secara umum, yaitu “Nulis Musik itu Mudah”. Selain itu juga akan ada reels di Instagram untuk semacam “tebak lagu” gitu, saya main lagu-lagu daerah yang sudah banyak tidak dikenal oleh anak-anak sekarang. Sangat penting lah buat anak-anak untuk mengenal lagu-lagu tradisi Indonesia untuk lebih merasa Indonesia, dan melodi, harmoni, tangga nada dan ritme khas Nusantara harus mendarah daging supaya identitas kita lebih kuat,” tuturnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, salah satu episode adalah tentang bagaimana karya-karya sastra bisa mengilhami karya musik, bagaimana kata-kata bertransformasi menjadi musik.

“Di sini saya didampingi oleh vokalis muda, salah seorang pemenang Kompetisi Tembang Puitik Ananda Sukarlan 2021, Vetalia Pribadi yang kebetulan sedang hamil tua. Jadinya saya memilih lagu saya berdasarkan puisi Emi Suy, ‘Kukusan’, sebuah puisi yang sangat menyentuh tentang seorang ibu. Juga ada dari puisi Rieke Diah Pitaloka, Sapardi Djoko Damono dan satu bahasa Inggris, sebuah soneta dari William Shakespeare,” tandas Ananda Sukarlan.