Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Greta
(Foto : Aljazeera)

Greta Thunberg Ungkap Kemuakan di CAS 2019



Jika Pemimpin Dunia memilih mengecewakan upaya kami, generasi kami tidak akan pernah memaafkan kalian,Greta Thunberg

Berita Baru, Internasional – Perhelatan Climate Action Summits (CAS) 2019 mengundang aktivis lingkungan remaja asal Swedia, Greta Thunberg sebagai salah satu pembicara pada Senin (23/09).

Ia memulai pidato dengan mengatakan “Saya seharusnya tidak berada di sini, seharusnya saya kembali sekolah yang tempatnya di seberang samudera”.

Greta menyampaikan rasa muaknya terhadap para pemimpin dunia yang datang pada acara tersebut. “Kalian semua mendatangiku dan menaruh harapan. Berani-beraninya kalian! Kalian telah mencuri cita-cita serta masa kecilku dengan omong kosong.”

Kemudian ia mengutarakan “Orang-orang sedang menderita, orang-orang hampir mati, seluruh ekosistem rusak. Sekarang kita berada di ambang kepunahan. Dan kalian semua bisa berbicara tentang uang dan impian abadi pertumbuhan ekonomi. Berani-beraninya kalian.”

Salah satu kendala dalam penanganan krisis iklim adalah ketidakpastian akan peluang menekan perubahan suhu global agar tidak melebihi angka 1.5 derajat.

Ia mengatakan bahwa untuk memiliki peluang sebesar 67 % saja dunia harus mengurangi karbon yang jumlahnya mencapai 420 giga ton. Namun kenyataannya penurunan itu belum tercapai.

“Berani-benarinya kalian berpura-pura bahwa hal ini dapat diselesaikan dengan kebiasaan bisnis dan solusi teknis” ujar Greta. Kemudian ia melanjutkan “Dengan tingkat emisi hari ini, waktu kita tinggal kurang dari delapan setengah tahun”.

Menurutnya sekarang tidak ada solusi dan rencana yang berupaya untuk mencegah hal itu terjadi. Alasannya cukup sederhana “angka-angka itu tidak terlalu nyaman, dan kalian tetap tidak cukup dewasa untuk mengatakan apa adanya”.

“Kalian mengecewakan kami, tapi anak muda mulai memahami penghianatan kalian”. Dia mengakhiri pidato dengan mengucapkan “Di sini dan saat ini … dunia telah bangun, dan perubahan akan segera datang, meskipun itu kalian sukai maupun tidak.”

Setahun sebelumnya, Greta yang masih berusia 15 tahun mulai meninggalkan bangku sekolah dan mendatangi parlemen Swedia dengan membawa papan bertuliskan “Skolstrejk for Klimatet” (pemogokan untuk iklim).

Tiga hari yang lalu, dia beraksi kembali bersama ribuan kaum muda dan orang dewasa di New York untuk menuntut perubahan dalam penanganan krisis iklim.

Aksi tersebut berlangsung secara global, siswa sekolah dari berbagai kota di belahan dunia mulai Sydney, Manila, London dll. ikut bergabung dan jumlahnya mencapai jutaan orang. (*)