Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Satpol PP yang dikawal Polisi dan TNI lakukan pencopotan banner/poster penolakan tambang batuan andesit milik warga Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, Jawa Tengah, Selasa (1/3).
Satpol PP yang dikawal Polisi dan TNI lakukan pencopotan banner/poster penolakan tambang batuan andesit milik warga Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, Jawa Tengah, Selasa (1/3). (Foto: Tangkap Layar)

Gempadewa: Warga Wadas Diintimidasi Lagi!



Berita Baru, PurworejoGerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (Gempadewa), kembali melaporkan adanya tindakan aparat gabungan mendatangi Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, Jawa Tengah, Selasa (1/3).

“Pagi ini, warga Wadas diintimidasi lagi oleh Satpol PP, TNI dan Polri! Banner/poster perlawanan warga dicopot oleh Satpol PP dan dikawal juga oleh aparat Kepolisian maupun TNI,” tulis Gempadewa dalam akun media sosialnya.

Dalam keteranganya, Gempadewa menyebutkan kronologi kedatangan aparat gabungan tersebut. Pada pukul 09.00 WIB petugas gabungan datang ke Desa Wadas menuju kantor Desa.

“Satpol PP, Polisi dan TNI secara arogan dan sewenang-wenang mulai mencopoti satu-persatu baner/poster perlawanan warga yang terpasang di sepanjang jalan sekitar kantor desa,” ungkapnya.

Lantas tindakan tersebut, lanjutnya, diketahui warga setempat yang hendak menghadiri undangan Isra’ Mi’raj pemerintah desa Wadas di Balai Desa.

“Pukul 9.30 WIB sebagian warga melihat banner/poster yang dicopot melaporkan ke semua warga,” ujarnya.

Pada pukul 10.00 WIB, warga berdatangan menghampiri aparat untuk menanyakan maksud dan tujuan pencopotan banner/poster perlawanan warga.

“Satpol PP, Polisi dan TNI tidak mampu menjawab pertanyaan warga,” jelas Gempadewa.

Karena ada desakan, aparat kemudian memasang kembali banner/poster perlawanan milik warga tersebut.

Gempadewa menilai, tindakan Satpol PP, Polisi dan TNI merupakan bentuk intimidasi dan teror terhadap warga Wadas penolak tambang batuan andesit di wilayahnya.

Menurutnya, pemerintah seharusnya mengobati trauma warga Wadas atas tragedi pengepungan dan penangkapan warga secara sewenang-wenang pada  yang terjadi 8 Februari lalu. 

“Pemerintah bukannya mengobati rasa trauma warga, tetapi lagi-lagi menambang rasa trauma dengan intimidasi dan teror yang dilakukan oleh Satpol PP, Polisi dan TNI,” tegasnya.

Mengkonfirmasi kabar itu, Kepada Divisi Advokasi LBH Yogyakarta, Julian Duwi Prasetia menegaskan bahwa tindakan aparat tersebut merupakan bentuk pembungkaman terhadap aspirasi warga Wadas.

Menurut Julian, aksi pencopotan banner/poster yang terjadi merupakan tanggung jawab dari kepala daerah, yaitu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

“Dalam hal ini Gubernur harus bertanggung jawab atas pembungkaman tersebut. Pada hari ini sejumlah aparat dan Satpol PP mencopoti banner warga Wadas. Berbagai ekspresi rakyat berusaha dibungkam, bukannya memenuhi tuntutan rakyat untuk mencabut IPL,” katanya dikutip dari CNN Indonesia.

Meski demikian, Julian mengaku saat ini aparat sudah kembali memasang banner yang dicopot, usai warga Wadas melakukan protes. “Iya mereka pasang kembali setelah beberapa warga protes dengan aksi tim gabungan tersebut,” jelasya.

Sementara, Kabid Humas Kombes Pol Iqbal Alqudusy mengamin ada aparat kepolisian dan TNI yang mendatangi Desa Wadas (1/3) pagi. Namun demikian pihaknya mengaku kedatangan tersebut atas permintaan Satpol PP.

“Penurutnya baliho spanduk doain Pol PP. Memang ada TNI dan Polisi di sana sebatas permintaan Pol PP,” terang Iqbal dikutip dari media CNN.