Ganjar-Mahfud Janji Moratorium Smelter Nikel untuk Jaga Cadangan Alam
Berita Baru, Jakarta – Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, berkomitmen untuk menerapkan moratorium smelter nikel jika berhasil memenangkan Pilpres 2024. Tim Pemenangan Nasional (TPN) menekankan bahwa langkah ini perlu diambil mengingat semakin menipisnya cadangan nikel di Indonesia.
“Pasangan Ganjar-Mahfud akan melakukan moratorium smelter untuk mempercepat industri turunan. Nikel ini ada batasnya, bukan sesuatu yang seribu tahun (umurnya). Untuk itu kita akan moratorium smelter,” ujar Juru Bicara TPN, Edi Sutrisno dikutip dari detikfinance, Rabu (10/1/2024).
Edi menjelaskan bahwa kebijakan ini bertujuan untuk menjaga kekayaan alam Indonesia agar produk turunan nikel, seperti baterai mobil listrik, dapat diproduksi di dalam negeri. Dia menyoroti pentingnya melindungi cadangan nikel yang tidak terbatas dalam jangka waktu panjang.
“Kalau kita hari ini eksploitasi habis-habisan, ya jangan-jangan 20 tahun sudah selesai (habis). Makanya ini menjadi concern Pak Ganjar dan Pak Mahfud,” tambahnya.
Selain moratorium, Edi menegaskan bahwa Ganjar-Mahfud juga akan melakukan pengkajian terhadap perizinan smelter yang sudah beroperasi. Mereka siap menabrak pihak-pihak yang terlibat dalam praktik tidak jujur dalam hilirisasi nikel.
“Kita perlu melakukan perbaikan di kementerian-kementerian dari audit, pengadaan hukum, jangan nanti perizinan (bisa terbit) tanpa audit di awal. Jangan juga perizinan (smelter) gak direviu. Dan kita tahu banyak perizinan yang terbit dari mana, makanya kata Pak Mahfud kita tabrak yang korupsi itu,” tegas Edi.
Meskipun kubu Ganjar-Mahfud telah mengumumkan niatnya terkait moratorium smelter nikel, rencana serupa juga pernah diungkapkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), terutama untuk fasilitas pemurnian kelas II. Moratorium ini diharapkan dapat memastikan kelangsungan operasi produksi smelter yang sudah beroperasi dengan memperoleh pasokan bijih nikel yang memadai.