Dunia Lebih Bergejolak, China Teguh Berkomitmen Akan Perkuat Hubungan dengan Rusia
Berita Baru, Beijing – China teguh berkomitmen akan perkuat hubungan dengan Rusia karena dunia kini lebih bergejolak dibandingkan sebelumnya, kata Menteri Luar Negeri China Qin Gang.
Berbicara kepada wartawan pada sesi parlemen tahunan di Beijing pada hari Selasa, Qin mengatakan interaksi dekat antara kedua pemimpin – Presiden Xi Jinping dan Presiden Vladimir Putin – memberikan dasar bagi hubungan China-Rusia.
Qin membela persahabatan dekat antara China dan Rusia meskipun hubungan itu diawasi ketat oleh Barat sehubungan dengan perang di Ukraina. Dia mengatakan hubungan antara China dan Rusia “menjadi contoh bagi hubungan luar negeri global”.
“Dengan China dan Rusia bekerja sama, dunia akan memiliki kekuatan pendorong. Semakin tidak stabil dunia, semakin penting bagi China dan Rusia untuk terus memajukan hubungan mereka,” kata Qin, dikutip dari Reuters.
“Kontak dekat” ada antara kepemimpinan kedua negara, tambahnya, dengan hubungan “kepala negara” membentuk jangkar hubungan.
“Kemitraan strategis … pasti akan tumbuh semakin kuat,” kata Qin. Peta Interaktif Bakhmut
Sementara itu, Rusia mengatakan pada hari Selasa (7/3) bahwa Amerika Serikat mendorong konflik Ukraina dan menyambut baik diplomasi China yang berkembang.
“Negara yang begitu besar, raksasa, kuat, dan berwibawa seperti China tidak bisa tidak memiliki suaranya sendiri dalam isu-isu yang menjadi agenda utama dunia,” kata juru bicara kepresidenan Rusia Dmitry Peskov, dikutip dari Reuters.
“Kami sangat memperhatikan semua pertimbangan yang kami dengar dari Beijing dari rekan-rekan kami,” tambahnya, membahas rencana China untuk penyelesaian damai di Ukraina.
Sebelumnya, Qin mengutip “tangan tak terlihat” yang mengarahkan perang di Ukraina, tanpa mengidentifikasi negara mana pun. Tapi Peskov lebih langsung dalam komentarnya.
“Ini adalah tangan Amerika Serikat… Washington tidak ingin perang ini berakhir, Washington ingin dan akan melakukan segalanya untuk melanjutkan perang ini. Ini adalah tangan yang terlihat, ”katanya.
Qin tidak memberikan jawaban pasti ketika ditanya apakah Xi akan mengunjungi Rusia setelah sidang parlemen China, yang berlangsung satu minggu lagi.
Ditanya apakah mungkin China dan Rusia akan meninggalkan dolar AS dan euro untuk perdagangan bilateral, Qin mengatakan bahwa negara-negara harus menggunakan mata uang apa pun yang efisien, aman, dan kredibel.
“Mata uang tidak boleh menjadi kartu truf untuk sanksi sepihak, apalagi penyamaran untuk intimidasi atau paksaan,” katanya.
China, yang menolak menyebut Rusia sebagai agresor dalam konflik Ukraina, sering mengkritik Amerika Serikat karena mengintimidasi negara lain dengan sanksi sepihak.