Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Dikukuhkan Sebagai Ketum PB PMII, Abe Komitmen Lakukan Transformasi Teknologi

Dikukuhkan Sebagai Ketum PB PMII, Abe Komitmen Lakukan Transformasi Teknologi



Berita Baru, Jakarta – Muhammad Abdullah Syukri resmi dikukuhkan sebagai Ketua Umum PB PMII masa khidmat 2021-2024. Pelantikan yang dilaksanakan secara daring melalui Youtube PMII Channel dan TVNU serta webinar melalui Zoom Meeting dan luring dengan dengan protokol kesehatan ketat tersebut mengusung tema ‘Transformasi Organisasi Untuk PMII Maju dan Mendunia’.

Dalam sambutannya, Muhammad Abdullah Syukri, yang akrab disapa Abe, menegaskan bahwa PMII pada kepengurusan kali ini berkomitmen melakukan transformasi organisasi. Salah satunya transformasi di bidang teknologi agar PMII semakin maju dan mendunia.

Abe menyebut, untuk mewujudkan komitmen transformasi di bidang teknologi digital itu, PMII telah meluncurkan e-pmii. Sebuah platform digital layanan PMII untuk membangun basis data kader dari Sabang hingga Merauke di semua tingkatan kepengurusan.

Platform e-pmii, menurutnya, juga akan melayani basis sistem administrasi elektronik untuk pengajuan sertifikat Pelatihan Kader Lanjut (PKL), Pelatihan Kader Nasional (PKN), serta Surat Keputusan (SK) kepengurusan Cabang dan Pengurus Koordinasi Cabang (PKC).

Selain itu, ungkap Abe, ada pula e-learning bagi seluruh kader dan pengurus yang ingin mengakses ilmu pengetahuan dan materi kaderisasi. Hal ini bisa diakses melalui e-pmii di pbmii.com.

“Platform e-pmii akan menjadi jawaban dari pengelolaan sistem basis data kader yang baik, sistem manajemen organisasi, dan sistem administrasi PMII secara digital,” kata Abe, Sabtu (26/6).

Abe juga mengatakan, kepengurusan PB PMII saat ini harus membuat gerakan digital. Ia menjelaskan, PMII saat ini memiliki 230 pengurus cabang definitif se-Indonesia dengan ribuan komisariat dan rayon, tetapi di dunia media sosial hanya bertugas seperti pemadam kebakaran.

“Karena ketika ada kasus terorisme, kita ikut-ikutan bicara. Ada masalah radikalisme, kita ikut bicara radikalisme. Ada masalah tentang ekonomi, kita ikut bicara ekonomi. Selalu kita menanggapi opini-opini dari orang,” tuturnya.

Pria kelahiran Cirebon ini juga menyampaikan, seharusnya PMII bisa menjadi key opinion leaders di gerakan digital yang ada di Indonesia dengan jumlah kader yang begitu melimpah dari komisariat, rayon, serta cabang yang sangat meluas merata hampir di seluruh Indonesia.

Abe pun mengajak seluruh pengurus, mulai dari rayon hingga PB untuk sama-sama memperbaiki platform digital masing-masing. Sebab, selama ini PMII dengan lebih dari 500 ribu kader aktif tidak bisa memproduksi wacana dengan baik melalui akun media sosial.

“Semoga ikhtiar-ikhtiar kebaikan yang dilakukan terpublikasi dengan baik dan bisa diapresiasi oleh orang di luar PMII. Untuk itu, PB PMII akan membangun command center untuk mengelola isu-isu strategis nasional sehingga PB PMII bisa menjadi key opinion leaders,” jelasnya.

 Selama ini, Abe juga merasa gelisah karena popularitas di media sosial selalu saja mengalahkan kepakaran. Para kader PMII yang diyakini memiliki banyak keilmuan kerap kalah dengan influencer di media sosial yang memiliki konten kurang mendidik.

“Kita tidak bisa menyaingi mereka. Untuk itu kita perlu melakukan rekayasa hirarki dengan cara mengalahkan popularitas dengan kepakaran,” pungkas Abdullah Syukri.