Dianiaya, Pelajar Putri di Kota Malang Diduga Jadi Korban Pencabulan
Berita Baru, Malang – Seorang pelajar putri yang mendapat penganiayaan dan dikeroyok oleh sejumlah wanita serta pria di Kota Malang disebut juga menjadi korban pencabulan.
Hal itu disampaikan kuasa hukum korban, Do Merda Al Romdhoni dan Leo A Permana. Keduanya menyebut, dugaan kuat korban peristiwa bullying akibat akal licik pelaku yang mencabulinya.
Sebelumnya, tersebar video penganiayaan berdurasi 2.29 menit di media sosial. Dalam video korban terlihat tergeletak dan di sampingnya ada cewek lain menendang kepalanya.
Pelaku bahkan memukul kepala korban dengan alas kaki hingga tubuh pelajar itu tersungkur beberapa kali. Bukan hanya itu, kaki korban kemudian mendapat sundutan rokok dari para penganiaya.
Pelaku terlihat senang dan melompat-lompat kegirangan ketika melakukan aksinya tersebut. Dalam video juga terdengar ada perbincangan. Korban dituduh menggoda pacar penganiaya.
“Jujuro, awakmu seng digudo opo awakmu seng gudo. Pas posisi mabuk opo gak koen nglakoni iku. (Jujur saja, apakah dirimu yang digoda atau kamu yang menggoda. Dalam posisi mabuk atau tidak saat melakukan itu, jujur saja),” kata salah satu pria dalam video.
Tidak berhenti sampai di situ, korban juga dipaksa membuka roknya agar dapat di foto oleh mereka. Korban berusaha mempertahankan rok-nya dan terus meminta ampun tapi tetap tidak dihiraukan oleh para pelaku dan terus melakukan penganiayaan.
Kuasa hukum korban, Merda menjelaskan, permasalahan itu berawal dari terduga pelaku pria dewasa yang memperdaya korban untuk datang ke rumahnya di kawasan Teluk Grajakan pada Kamis (18/11) lalu.
“Itu terjadi siang hari, sekitar pukul 10.00 WIB. Pelaku pria diduga mencabulinya,” paparnya, Senin dikutip dari Jatim Now, Senin (22/11).
Namun perbuatan pria itu diketahui oleh istrinya yang kemudian membuatnya marah. Sekitar pukul 15.00 WIB di hari yang sama, pelaku mengirim 8 remaja yang merupakan tetangga sekitar panti asuhan untuk menjemput korban.
“Jadi setelah dia ketahuan istrinya, pelaku pria memiliki alibi bila dia digoda oleh korban. Hal itulah yang membuat istrinya emosi lalu mengajak rekan-rekannya yang berjumlah sekitar 8 orang membawanya ke lapangan. Kemudian penganiayaan itu pun terjadi,” jelasnya.
Merda menuturkan, korban masih berusia 13 tahun dan saat ini dudu dibangku kelas 6 di SD swasta. Korban juga penghuni salah satu panti asuhan di kota Malang.
“Korban sehari-hari tinggal di panti asuhan karena memang orangtuanya miskin. Ibunya asisten rumah tangga, bapaknya ODGJ,” imbuhnya.
Korban yang mendapat penganiayaan secara beramai-ramai sekarang dalam kondisi trauma berat. “Korban tidak mau ditemui siapa pun karena setiap melihat orang lain terlebih yang tidak dikenal mengalami ketakutan,” tambahnya.