Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Dewas Sayangkan KPK Belum Mampu Ungkap 'Big Fish' Seperti Kejagung
Ketua Dewas KPK Tumpak Hatorangan Panggabean dalam serial podcast ‘Kenal Lebih Dekat Ketua Dewas KPK’, di kanal YouTube KPK. (Foto: Tangkap Layar)

Dewas Sayangkan KPK Belum Mampu Ungkap ‘Big Fish’ Seperti Kejagung



Berita Baru, Jakarta – Dewan Pengawas (Dewas) menyayangkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat ini masih berkutat pada kasus-kasus yang sifatnya suap dan gratifikasi. 

Ketua Dewas KPK Tumpak Hatorangan Panggabean berharap, lembaga antirasuah itu  seharusnya bisa menangkap ikan yang lebih besar.

“Secara umum sebetulnya kita masih on the track-lah. KPK sampai saat ini masih on the track di dalam pemberantasan korupsi baik bidang pencegahan maupun penindakan,” kata Tumpak dalam serial Kenal Lebih Dekat Ketua Dewas KPK, di kanal YouTube KPK, dikutip Minggu (26/3/).

“Hanya sayangnya kita belum berhasil mengungkap kasus-kasus yang besar, kasus-kasus yang kita beri nama dulu ‘The Big Fish’ itu jarang terjadi dilakukan oleh KPK,” sambungnya.

Tumpak menilai KPK saat ini lebih sering melakukan penindakan melalui operasi tangkap tangan atau OTT. Seharusnya, bagi Tumpak, KPK lebih berani dari itu, untuk mengungkap kasus-kasus yang besar.

“Harapan saya sebetulnya kita harus beranilah mengungkapkan kasus-kasus yang besar yang menarik perhatian masyarakat, yang bisa dirasakan oleh masyarakat manfaatnya dan untuk ini ya saya nggak tahu ya mungkin apakah SDM kita yang kurang kualitasnya ya saya juga nggak tahu ya,” jelas Tumpak.

Pada kesempatan itu, Ia juga mempertanyakan kenapa KPK belum mampu mencari kasus-kasus yang gede-gede. Seperti banyak kasus besar yang diungkap Kejaksaan Agung. 

“KPK harusnya bisa menurut saya harusnya bisa seperti apa yang dilakukan oleh Kejaksaan Agung itu,” ucap Tumpak.

Terlebih, menurut Tumpak, KPK dalam pemberantasan korupsi disebut sebagai supervisor. Namun bila kondisinya seperti ini maka sungguh disayangkan.

“Kalau sama aja, masa kita jadi supervisor? Kalau kita lebih rendah, lebih parah lagi, ya, kan?” kata Tumpak.