Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

DBD di Jatim, 2.016 Kasus dan 20 Meninggal

DBD di Jatim, 2.016 Kasus dan 20 Meninggal



Berita Baru, Jatim – Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur mencatat kasus demam berdarah dengue (DBD) di Jawa Timur sejak awal Januari 2020 sampai 13 Maret 2020 ialah sebanyak 2.16 kasus dan sebanyak 20 pasien meninggal.

“Per hari ini tercatat ada 2.016 kasus DBD dengan 20 orang meninggal dunia,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur dr Herlin Ferliana di Surabaya, seperti dikutip dari Kompas.

Diketahui, sejak bulan Januari angka kasus DBD di Jatim meningkat dari sebelumnya, yaitu pada 10 Maret sebanyak 1.766 kasus dan berakibat 15 oranfg meninggal.

Kasus DBD di Jatim terbanyak yaitu di Kabupaten Trenggale, kemudia Jember, Banyuwangi, dan kabupaten-kabupaten lain.

Menurut Herlin, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim belum berencana menetapkan kasus kejadian luar biasa (KLB), meskipun jumlah korban sudah mencapai 20 orang.

Hal ini menurutnya disebabkan oleh angka kematian tahun in masih berada di bawah angka tahun lalu.

“Jadi, definisi KLB apabila kasus meningkat dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Sebelumnya ada 10.000 kasus. Saat ini sudah 2.000, jadi belum bisa dikatakan KLB,” ucapnya.

Sementara itu, Herlin menyampaikan bahwa pada tahun 2019 total kasus DBD di Jatim mencapai angka 18.393 kasus, dan menyebabkan 185 orang meninggal.

“KLB bisa dilihat dari kasus kematian. Kalau tahun lalu pada bulan ini sudah seratusan. Jadi, tahun ini meski tinggi belum bisa dikatakan KLB,” katanya.

Saat ini, Herlin menambahkan Dinkes Jatim terus berupaya menekan angka kasus DBD, yaitu salah satunya dengan pemberantasan sarang nyamuk melalui gerakan satu rumah satu jumantik (juru pemantau jentik).

Selain itu, Dinkes Jatim juga sudah menyiapkan petugas, sarana dan prasarana, dan fasilitas pelayanan kesehatan di semua wilayah Jatim.

“Kami juga berharap peran aktif masyarakat untuk melakukan antisipasi DBD,” katanya.

“Kami imbau masyarakat lebih peduli pada lingkungan dengan membersihkan tempat-tempat kotor dan kumuh, menggalakkan program menguras, mengubur, dan menutup (3M) wadah yang berpotensi jadi sarang nyamuk,” imbuhnya.