China Semakin Akrab Dengan Rusia Saat Dua Utusan Bertemu
Berita Baru, Moskow – Pemerintah China mengatakan pada hari Sabtu (4/1) bahwa rasa saling percaya politik dengan Rusia terus meningkat setelah Wakil Menteri Luar Negeri Ma Zhaoxu mengunjungi negara itu minggu ini dan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov.
China bersedia bekerja dengan Rusia untuk mengimplementasikan kemitraan strategis mereka dan mendorong kemajuan lebih lanjut dalam hubungan mereka, kata Kementerian Luar Negeri dalam pernyataannya, dikutip dari PiPA News.
Pernyataan itu mengatakan Ma juga bertemu dengan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Andrey Rudenko dan Sergei Vershinin selama kunjungannya pada 2-3 Februari.
Selama pertemuan mereka, mereka bertukar pandangan tentang kerjasama bilateral dan multilateral serta isu-isu internasional dan regional yang menjadi perhatian bersama.
Pernyataan itu muncul setelah ketegangan antara China dan Amerika Serikat meningkat setelah sebuah balon China terbang di atas wilayah udara AS.
Washington menggambarkannya sebagai balon mata-mata, sementara China mengatakan itu adalah pesawat yang digunakan untuk keperluan meteorologi sipil dan tujuan ilmiah lainnya.
Keributan itu berujung pada penundaan kunjungan Menteri Luar Negeri Antony Blinken ke China, yang seharusnya dimulai pada Jumat.
Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan kemitraan strategis di Rusia setahun yang lalu yang bertujuan untuk melawan pengaruh Amerika Serikat dan yang menurut mereka tidak akan memiliki bidang kerja sama yang “terlarang”.
Ma juga bertemu dengan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Andrey Rudenko dan Sergey Vershinin selama kunjungannya pada 2-3 Februari, kata pernyataan itu.
Selama pertemuannya, dia bertukar pandangan tentang kerja sama bilateral dan multilateral serta isu-isu internasional dan regional yang menjadi perhatian bersama, tambahnya.
Pernyataan itu muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara China dan Amerika Serikat setelah penerbangan balon China di atas wilayah udara AS.
Washington menggambarkannya sebagai balon mata-mata, sementara China mengatakan itu adalah pesawat yang digunakan untuk keperluan meteorologi sipil dan tujuan ilmiah lainnya.
Pernyataan kementerian luar negeri tentang kunjungan Ma tidak menyebut Ukraina, tempat Rusia melancarkan operasi militer selama hampir setahun. China telah menahan diri untuk tidak mengutuknya atau menyebutnya sebagai “invasi”.
Menteri Luar Negeri Rusia Lavrov mengatakan pada hari Kamis bahwa hubungan Moskow dengan China tidak memiliki batas dan, meskipun bukan aliansi militer formal, sifatnya jauh lebih tinggi dan lebih luas.