Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Cargill dan USAID Indonesia Bantu Akses Air Minum dan Sanitasi Warga Miskin di Gresik

Cargill dan USAID Indonesia Bantu Akses Air Minum dan Sanitasi Warga Miskin di Gresik



Berita Baru, Gresik – Lembaga Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID menggelar serah terima program sambungan air minum dan sanitasi aman di Kabupaten Gresik. Serah terima diselenggarakan di Wahana Ekspresi Poesponegoro (WEP) Gresik dihadiri oleh Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah serta perwakilan penerima manfaat. 

Proyek sambungan air minum dan sanitasi tersebut merupakan bagian dari program Indonesia Urban Water Sanitation and Hygiene Penyehatan Lingkungan untuk Semua (IUWASH PLUS) menjalin mitra kerjasama dengan Cargill Indonesia. 

Kemitraan program ini dilaksanakan di 4 kelurahan di Kabupaten Gresik, yaitu Kelurahan Kroman, Sidokumpul, Lumpur dan Tlogobendung untuk membangun sarana air minum dan sanitasi yang aman. 

Hasil kemitraan ini adalah 212 KK di Kelurahan Kroman, Sidokumpul dan Tlogobendung telah mendapatkan akses air minum dari PDAM dan 81 KK di Kelurahan Lumpur dan Sidokumpul telah mendapatkan akses sanitasi yang layak. 

Program ini dikontribusikan sebagai upaya untuk mengurangi praktek Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di Kabupaten Gresik. IUWASH PLUS dan Cargill Indonesia menggandeng Yayasan Cempaka dalam Program ini.

Perwakilan Cargill Indonesia, Agung Baskoro mengatakan, sebagai bagian dari masyarakat Gresik, Cargill Indonesia memiliki pabrik di Kawasan industry Manyar Gresik dan terus menunjukkan kepedulian sosialnya kepada masyarakat di Kabupaten Gresik. 

“Cargill selalu berkomitmen untuk membantu peningkatan kualitas hidup masyarakat disekitar lokasi perusahaan dimana kami beroperasi. Melalui program ini, kami berharap masyarakat Kabupaten Gresik akan semakin sehat dan hidup lebih layak karena telah mendapatkan akses air minum dan sanitasi yang aman,” kata Agus. 

Sementara itu, Ketua Cempaka Foundation, Sarifudin Lathif menerangkan, penerapan program ini membutuhkan proses cukup panjang. Terlebih pada komunikasi dan sosialisasi kepada masyarakat, khususnya dalam memberi pemahaman bagaimana agar mereka merawat lingkungan sekitarnya dengan tidak membuang sampah ke sungai. 

“Program ini tidak hanya membangun fisik, tetapi juga membangun kesadaran dan kebiasaan warga khususnya untuk tidak mencemari sungai di belakang rumah mereka. Proses komunikasi dan sosialisasi di awal cukup susah, khususnya dalam memberi pemahaman kepada warga yang belum memiliki fasilitas jamban yang baik dan benar agar tidak langsung membuang kotoran ke sungai. Setelah promosi yang terus menerus dilakukan, masyarakat akhirnya memahami bahwa selama ini membuang kotoran langsung ke sungai itu tidak baik. Sekarang banyak warga yang bersedia membangun Jamban yang sehat dan aman tidak mencemari sungai di Kabupaten Gresik,” ungkapnya.

Direktur USAID Indonesia, Jeff Cohen mengapresiasi beberapa pihak dalam kemitraan ini. Kemitraan ini menunjukkan ada komitmen yang kuat dari berbagai pihak termasuk pihak swasta dalam mencapai target RPJMN 2020-2024 dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (TPB/SDGs) pada tahun 2030 mendatang. 

‘Komitmen para pihak untuk memperluas akses air minum dan meningkatkan kondisi sanitasi yang lebih baik bagi banyak keluarga dan masyarakat berpenghasilan rendah, akan memastikan bahwa anak-anak dan generasi mendatang akan memiliki kualitas hidup yang lebih baik.’   

Atas bantuan sambungan air minum dan sanitasi aman itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik berterima kasih telah membantu meningkatkan cakupan akses masyarakat untuk sektor air minum dan sanitasi. 

Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah mengungkapkan, komitmen Pemkab Gresik untuk sektor ini telah ditunjukkan dengan beroperasinya layanan Lumpur Tinja Terjadwal yang telah melayani penyedotan tangki septik masyarakat yang sudah penuh dan diolah dengan cara yang aman. 

“Selain itu dengan Beroperasinya Bendung Gerak Sembayat, PDAM Kab Gresik dapat memperluas layanannya,” terangnya.

Saat ini cakupan akses air minum di Kabupaten Gresik sebesar 66.27% dan akses sanitasi layak sudah 94.44%. Namun perlu dipastikan bahwa cakupan ini benar-benar aman dan tidak mencemari lingkungan. 

Selanjutnya jika merujuk data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2015-2020, akses air minum masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sekitar 85% masih berada di bawah rata-rata nasional 90%. Sementara untuk capaian sanitasi MBR sekitar 70% juga dibawah rata-rata nasional 80%.