Bursa Karbon Indonesia Catat Transaksi Rp29,45 Miliar
Berita Baru, Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan nilai transaksi di Bursa Karbon Indonesia mencapai Rp29,45 miliar. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, menyampaikan bahwa angka ini merupakan akumulasi transaksi sejak peluncuran bursa karbon pada 26 September 2023.
“Ini adalah akumulasi nilai transaksi sebesar Rp29,45 miliar,” ujarnya saat rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI, Senin (20/11/2023).
Inarno juga menginformasikan bahwa sudah ada 24 pengguna jasa yang mendapatkan izin, dengan total volume mencapai 464.853 ton karbon dioksida (CO2).
Terpisah, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap bahwa kehadiran Bursa Karbon Indonesia dapat memberikan kontribusi signifikan dalam mengatasi krisis iklim. Menurutnya, Indonesia memiliki potensi kredit karbon sebanyak 1 gigaton karbon dioksida yang dapat dihasilkan.
“Potensi Bursa Karbon Indonesia diperkirakan melampaui Rp3.000 triliun,” tambahnya.
Bursa Karbon Indonesia bukan hanya sebagai langkah nyata dalam mencapai Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia, tetapi juga diharapkan dapat menghasilkan dana yang akan diinvestasikan kembali untuk menjaga lingkungan, terutama dalam upaya pengurangan emisi karbon.
Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jeffrey Hendrik, menjelaskan bahwa sebelum mengajukan permohonan menjadi penyelenggara bursa karbon, BEI telah mempersiapkan diri sejak awal 2022 sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam SEOJK 12/2023.