Badak Jantan Sumatera Terakhir Milik Malaysia Mati
Berita Baru, Internasional – Badak Sumatera telah punah di Malaysia. Spesies terakhir negara bagian Sabah, Malaysia, yang berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Utara itu meninggal karena kanker.
Badak, bernama Iman, telah menderita tumor rahim sejak penangkapannya pada Maret 2014.
“Kematian Iman datang lebih cepat dari yang kami perkirakan, tetapi kami tahu bahwa ia mulai menderita rasa sakit yang signifikan,” kata Augustine Tuuga, direktur Departemen Margasatwa Sabah.
“Meskipun kami tahu bahwa ini akan terjadi lebih cepat daripada nanti, kami sangat sedih dengan berita ini,” tambah Christina Liew, menteri lingkungan Sabah.
Dikutip dari laporan The Guardian, Minggu (24/11) Iman lolos dari kematian beberapa kali selama beberapa tahun terakhir karena kehilangan darah yang sangat banyak secara tiba-tiba. Tetapi pada setiap kesempatan, petugas satwa liar berhasil merawatnya kembali hingga Iman sehat.
Mereka juga memperoleh sel telurnya untuk kemungkinan kolaborasi dengan ilmuwan lain dalam rangka mereproduksi spesies yang terancam punah melalui program inseminasi buatan.
Badak sumatera jantan terakhir Malaysia itu meninggal pada bulan Mei dan badak betina lainnya juga mati di penangkaran pada tahun 2017. Upaya untuk membiakkan mereka sejauh ini terbukti sia-sia.
Badak Sumatera adalah yang terkecil dari spesies badak. Spesies ini pernah berkeliaran di Asia hingga India, tetapi jumlahnya telah menyusut secara drastis karena deforestasi dan perburuan liar.
Kelompok konservasi WWF memperkirakan bahwa hanya ada sekitar 80 yang tersisa, sebagian besar tinggal di alam liar di Sumatra.
Isolasi mereka berarti mereka jarang berkembang biak dan mungkin punah dalam hitungan dekade, menurut kelompok konservasi International Rhino Foundation.
Daftar merah Uni Internasional untuk Konservasi Alam mengidentifikasi badak Sumatra dan juga badak Hitam dan Jawa sudah sangat terancam punah. Kedua badak Afrika dan Sumatra memiliki dua tanduk, sedangkan badak India dan Jawa memiliki satu tanduk.
Badak dibunuh karena tanduknya diambil dan dijual di pasar gelap untuk kebutuhan medis. Tanduk ditumbuk dan ditelan sebagai perawatan untuk demam atau kejang-kejang, meskipun pada umumnya obat semacam itu terbuat dari keratin.
Sumber : The Guardian