Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

AS Tandatangani Kontrak Pembelian dan Produksi Sistem Rudal Anti-Tank Javelin
(Foto: Air Force Magazine) In a historic moment of training for the Idaho Army National Guard, soldiers from Charlie Company, 2-116th Combined Arms Battalion, 116th Cavalry Brigade Combat Team, fired the FGM – Javelin portable anti-tank missile on Sunday while conducting a series of field training exercises scheduled for the week on the Orchard Combat Training Center ranges.

AS Tandatangani Kontrak Pembelian dan Produksi Sistem Rudal Anti-Tank Javelin



Berita Baru, Internasional – Perusahaan AS, Lockheed Martin dan Raytheon telah menandatangani kontrak dengan Pentagon untuk pembelian dan produksi sistem rudal anti-tank Javelin, menurut laporan media mengutip siaran pers dari Angkatan Darat AS. Jumlah total kontrak adalah $7,2 Miliar.

Seperti dilansir dari Sputnik News, belum ada informasi mengenai tanggal pengiriman atau jumlah unit, tetapi pesanan akan dikirimkan ke Angkatan Darat antara tahun 2023 dan 2026.

Sistem rudal anti-tank Javelin adalah peluncur rudal portabel yang dapat melumpuhkan kendaraan lapis baja dan bangunan berbenteng. Senjata itu dipandu oleh teknologi inframerah dengan jangkauan hingga 4.750 meter dan memiliki kemampuan untuk mengunci target sebelum diluncurkan, menjadikannya sangat akurat.

Militer AS, yang bertanggung jawab atas logistik pasukan, mengatakan sedang bekerja dengan industri untuk mempersingkat produksi dan pengiriman sistem Javelin untuk mengisi kembali kekurangan pasukan secepat mungkin.

Menurut analis, Raytheon dan Lockheed Martin saat ini bersama-sama memproduksi sekitar 400 sistem Javelin per bulan. Sebelumnya, angkanya 1.000 kit per tahun.

Sejak dimulainya operasi militer khusus Rusia, Amerika Serikat telah memasok lebih dari 10.000 rudal anti-tank Javelin ke Ukraina. Menurut perkiraan kasar, Ukraina telah menerima sepertiga dari stok sistem rudal anti-tank AS dari modifikasi ini.

Sebelumnya, Angkatan Bersenjata Ukraina dilaporkan memiliki masalah dalam memelihara peluncur rudal Javelin. Mereka lebih sulit digunakan daripada jenis rudal portabel lainnya, dan membutuhkan baterai dan zat pendingin argon untuk beroperasi.

Pada bulan April, Pentagon mengatakan telah memberikan kontrak senilai $215 juta kepada Aerojet Rocketdyne untuk memperluas dan memodernisasi produksi Sistem Peluncuran Berganda Terpandu (GMLRS), Javelin, dan Stinger untuk Ukraina.