Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Setelah Jadi Episenter Virus Corona, Wuhan Kini Digempur Banjir
Penduduk yang terdampar oleh genangan air banjir untuk naik perahu guna mengevakuasi desa yang dilanda banjir di wilayah Poyang, provinsi Jiangxi, Cina 16 Juli 2020. China Daily via REUTERS

Setelah Jadi Episenter Virus Corona, Wuhan Kini Digempur Banjir



Berita Baru, Internasional – Kota Jiangxi, Zhejiang, dan Wuhan menyatakan peringatan merah ketika hujan lebat terus terjadi dan mengancam akan meluapkan air sungai dan danau dan membawa lebih banyak gangguan di pedesaan dan perdagangan global, menurut Reuters, Jumat (17/7).

Wuhan, yang sebelumnya menjadi episenter pandemi virus korona, memperingatkan penduduknya untuk mengambil tindakan pencegahan ketika tingkat air naik dengan cepat hingga mendekati tingkat keamanan maksimum yang ditentukan.

Waduk raksasa Tiga Ngarai, yang telah menampung lebih banyak air untuk mencoba meringankan risiko banjir di hilir, ternyata tingkat air naik 10 meter lebih tinggi dari batasnya. Selain itu, arus masuk air sekarang tercatat lebih dari 50.000 meter kubik per detik.

Lalu Danau Poyang di kota Jiangxi, tingkar air juga meningkat 2,5 meter lebih tinggi dari batasnya. Beberapa bagian kota di sekitar kota Jiangxi juga tercatat terdampak banjir.

Di sebelah timur Jiangxi, Danau Tai yang berada di dekat Shanghai volume air juga berada di atas batas tingkat air. Peringatan merah juga segera dikeluarkan setelah permukaan airnya naik hampir satu meter lebih tinggi dari tingkat amannya.

Menurut Reuters, hampir setiap tahun China mengalami banjir, tetapi dampak dari gangguan banjir setiap tahun semakin buruk karena barang-barang China menjadi lebih penting dalam rantai pasokan barang-barang seperti alat pelindung diri (APD).

Kepala distributor pasokan medis Dealmed, Michael Einhorn mengeluhkan sulitnya pengiriman APD.

“Ini hanya menciptakan penghalang utama lainnya di sini dalam hal APD masuk ke Amerika Serikat, ini adalah saat terburuk untuk itu, tetapi itulah yang sedang kita hadapi sekarang,” kata Einhorn.

Perushaan Dealmed merupakan perusahaan menyediakan mantel laboratorium sekali pakai dan produk lainnya dari Wuhan dan daerah sekitarnya.

“Kami tidak bisa mengeluarkan produk selama lebih dari seminggu, yang merupakan waktu yang sangat lama dalam bisnis kami,” keluhnya.

Lebih lanjut, Einhorn mengestimasi bahwa penundaan pengiriman bisa berlangsung sampai dua atau tiga minggu.

Sementara itu, para analis mengatakan bahwa aktivitas ekonomi di beberapa bagian di China, terutama permintaan konstruksi dan baja dan semen, mengalami kehilangan momentum naiknya harga pada kuartal kedua setelah pandemi virus korona. Morgan Stanley, seorang analis ekonomi mengatakan bahwa ia memperkirakan banjir baru-baru ini di wilayah Sungai Yangtze dapat menyebabkan hambatan besar 0,4-0,8 poin persentase pada pertumbuhan PDB kuartal ketiga.