Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Agamawan Muda Surabaya Ikuti Workshop 'Agama sebagai Sumber Kedamaian'

Agamawan Muda Surabaya Ikuti Workshop ‘Agama sebagai Sumber Kedamaian’



Berita Baru, Surabaya – Dialog Center UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta bekerjasama dengan MCC US mengadakan Workshop Interaktif Live In bagi Tokoh Agamawan muda se Kota Surabaya dengan tema “Agama sebagai Sumber Kedamaian”.

Workshop yang berlangsung pada Jumat hingga Minggu, 28-30 Juli 2023, di Namira Syariah Hotel Surabaya dihadiri oleh para tokoh muda agamawan dari berbagai agama.

Workshop ini bertujuan untuk mengajak para tokoh agamawan muda dari berbagai agama untuk berinteraksi, saling memahami, dan menyampaikan harapan mereka untuk menciptakan perdamaian di Surabaya.

Keynote speaker pada acara ini adalah Rektor UIN Sunan Kalijaga, Al Makin, dan dihadiri oleh pemateri dari perwakilan masing-masing agama, seperti Mochammad Sinung Restendy, dari Islam, Pendeta Andri Purnawan, dari Kristen, Romo Timotius Siga dari Katolik, Pinandita I Wayan Suraba, dari Hindu, dan Romo Irwan Pontoh, dari Budha, serta Ws. Liem Tiong Yang dari Khonghucu.

Muflihatul Khoiro, mewakili panitia lokal, mengucapkan terima kasih atas dukungan dari Dialog Center UIN Sunan Kalijaga yang telah mendukung dan menginisiasi kegiatan ini. Selain itu, ia menekankan pentingnya berinteraksi dengan sesama tanpa memandang perbedaan agama, karena hal itu sangat penting untuk mencegah konflik.

Zaenudin dari Dialog Center UIN Sunan Kalijaga menekankan pentingnya menjaga Surabaya sebagai kota pahlawan dari bibit radikalisme dan perpecahan. Workshop ini diharapkan dapat menjadi awal dari adanya agen perubahan yang membawa perdamaian bagi semua agama di Surabaya.

Workshop ini mencakup sesi perkenalan, seminar agama-agama, dan diskusi kelompok terkait ritual masing-masing agama untuk saling menghormati dan memahami. Selain itu, dilakukan juga diskusi mengenai masalah dan isu agama di Surabaya serta rencana tindak lanjut untuk menciptakan kemaslahatan umat.

Misbahul Munir, PLT Kepala Kementerian Agama Kota Surabaya, menyampaikan bahwa bicara tentang agama sebenarnya berbicara tentang diri sendiri dan masa depan Indonesia. Ia menyambut baik workshop ini yang sejalan dengan moderasi agama yang diusung pemerintah, bahwa semua agama harus memberi ruang untuk beribadah dan menghormati keyakinan yang lain.

“Sosialisasi dan berinteraksi dengan sesama tanpa memandang apapun selain kemanusiaan dan cinta sangat penting untuk dibiasakan agar mencegah konflik,” tutur muflihatul

Les Redfern, perwakilan dari MCC US, menegaskan bahwa agama memiliki potensi untuk menyebabkan konflik, tetapi juga memiliki lebih banyak potensi untuk membawa perdamaian dan mencegah kekerasan, bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia.

“Agama memiliki potensi konflik tetapi agama juga lebih banyak potensi membawa perdamaian dan mencegah kekerasan tidak hanya di Indonesia tetapi juga dunia,” tuturnya.

Workshop ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi perdamaian dan kerukunan antaragama di Surabaya serta menjadi contoh bagi kota-kota lain untuk mengadopsi program serupa.