Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Afghanistan: Serangan Bom di Masjid Kabul Tewaskan 10 Orang dan 27 Lainnya Terluka

Afghanistan: Serangan Bom di Masjid Kabul Tewaskan 10 Orang dan 27 Lainnya Terluka



Berita Baru, Internasional – Serangan bom di sebuah masjid di Kabul pada hari Rabu telah menewaskan sedikitnya 10 orang, termasuk seorang ulama terkemuka, dan melukai sedikitnya 27 lainnya.

Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas insiden malam hari tersebut, merupakan serangan terbaru Afghanistan sejak Taliban merebut kekuasaan.

Seperti dilansir dari The Guardian, beberapa anak dilaporkan termasuk di antara yang terluka, di tengah kekhawatiran bahwa jumlah korban bisa meningkat lebih lanjut.

Afiliasi lokal kelompok Negara Islam telah meningkatkan serangan yang menargetkan Taliban dan warga sipil sejak pengambilalihan mantan pemberontak Agustus lalu ketika pasukan AS dan NATO berada di tahap akhir penarikan mereka dari negara itu.

Pekan lalu, ISIS mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan seorang ulama terkemuka Taliban di pusat keagamaannya di Kabul.

Menurut seorang saksi, seorang warga lingkungan kota Khair Khana di mana Masjid Siddiquiya menjadi sasaran, ledakan pada hari Rabu dilakukan oleh seorang pembom bunuh diri.

Ulama yang dibunuh adalah Mullah Amir Mohammad Kabuli, kata saksi, yang berbicara dengan syarat anonim untuk alasan keamanan.

Dia menambahkan bahwa lebih dari 30 orang lainnya terluka. Rumah sakit darurat Italia di Kabul mengatakan sedikitnya 27 warga sipil yang terluka, termasuk lima anak-anak, dibawa ke sana dari lokasi ledakan bom.

Khalid Zadran, juru bicara yang ditunjuk Taliban untuk kepala polisi Kabul, membenarkan sebuah ledakan di dalam sebuah masjid di Kabul utara tetapi tidak menyebutkan jumlah korban atau jumlah korban tewas dan luka-luka.

Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, juga mengutuk ledakan itu dan bersumpah bahwa “pelaku kejahatan akan segera diadili dan akan dihukum”.

Sejak mendapatkan kembali kekuasaan, negara yang dipimpin oleh Taliban menghadapi krisis ekonomi yang melumpuhkan, karena masyarakat internasional yang tidak mengakui pemerintah Taliban, membekukan dana untuk negara itu.