Terjadi Pembekuan Darah, Denmark Hentikan Penggunaan Vaksin AstraZeneca
Berita Baru, Internasional – Denmark telah secara resmi mengehentikan penggunaan vaksin Oxford-AstraZeneca untuk Covid-19 di tengah kekhawatiran tentang kasus pembekuan darah yang terjadi. Ia merupakan negara Eropa pertama yang melakukan pemberhentian sepenuhnya.
Seperti dilansir dari BBC, Kamis (15/4), langkah tersebut diperkirakan akan menunda program vaksinasi negara itu beberapa minggu.
Pekan lalu, badan pengawas obat-obatan European Medicines Agency mengumumkan adanya kemungkinan penggumpalan darah oleh vaksin tersebut, meski risiko kematian yang diakibatkan Covid-19 jauh lebih besar.
Sebagian besar ngara dilaporkan telah melanjutkan program vaksinasi dengan AstraZeneca, tetapi kebanyakan memberi batasan untuk kelompok usia yang lebih tua.
Pada hari Selasa (13/4), AS, Kanada dan Uni Eropa menghentikan sementara vaksin Johnson & Johnson karena alasan yang sama mengenai pembekuan.
Afrika Selatan juga menghentikan penggunaannya, meskipun Johnson & Johnson menjadi vaksin pilihan karena keefektifannya terhadap varian virus Afrika Selatan.
Baik AstraZeneca maupun Johnson & Johnson, efek samping pembekuan darah sangat jarang terjadi. Kedua vaksin bekerja dengan metode serupa, yang dikenal sebagai vektor adenoviral.
Pejabat Denmark mengatakan, sebanyak 2,4 juta dosis vaksin AstraZeneca akan ditarik sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Otoritas Kesehatan Denmark mengatakan bahwa hasil penelitian telah menunjukkan frekuensi pembekuan darah yang lebih tinggi dari vaksin tersebut, berpengaruh terhadap \sekitar satu dari 40.000 orang.
Itu terjadi setelah dua kasus trombosis di Denmark, salah satunya pada seorang wanita berusia 60 tahun, berakibat fatal.
Direktur Jenderal Soren Brostrom mengatakan itu adalah “keputusan yang sulit” tetapi Denmark memiliki vaksin lain dan epidemi di negara itu terkendali.
“Kelompok sasaran vaksinasi yang akan datang lebih kecil kemungkinannya untuk menjadi sakit parah akibat Covid-19,” katanya. “Kita harus mempertimbangkan hal ini dengan fakta bahwa kita sekarang memiliki risiko efek samping yang parah dari vaksinasi dengan AstraZeneca, bahkan jika risiko secara absolut kecil.”
Namun demikian, otoritas Denmark mengatakan pihaknya tidak menutup kemungkinan akan menggunakannya lagi di lain waktu.