Di Israel, Kebijakan Biden bisa Berbeda dengan Netanyahu terkait Iran dan Palestina
Berita Baru, Jakarta – Baru dua minggu lalu, Joe Biden menjadi bahan olok-olok yang dibuat oleh Presiden AS Donald Trump selama percakapan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
“Menurutmu apakah ‘Sleepy Joe’ bisa membuat kesepakatan ini?” Trump bertanya kepada Netanyahu melalui panggilan telepon di televisi dengan sekutu asing terdekatnya tentang inisiatif perdamaian Timur Tengah.
Netanyahu menolak respon ejekan Trump. Tampaknya ia melindungi kepentingan Israel jika Biden menang. Hal itu tentu adalah langkah yang bijaksana. Sebab Biden telah dinyatakan sebagai pemenang pemilihan presiden AS oleh berbagai jaringan televisi besar pada hari Sabtu.
Pemimpin Israel itu pun tidak segera berkomentar setelah Biden dinyatakan menang dalam pemilu AS. Gambar Netanyahu dan Trump tetap berada di bagian atas halaman Facebook perdana menteri Israel.
Namun, Menteri Kehakiman Israel Avi Nissenkorn–anggota koalisi Netanyahu yang tergabung dalam partai Biru dan Putih sentris–dengan cepat memberi selamat kepada Biden.
“Selamat kepada Presiden terpilih AS Joe Biden! Selamat kepada Kamala Harris, wanita pertama yang menjabat sebagai wakil presiden dan selamat kepada rakyat Amerika atas proses demokrasi yang tepat,” kata Nissenkorn di Twitter, dikutup dari Reuters, Minggu (08/11).
Pemimpin oposisi Israel Yair Lapid juga menyampaikan ucapan selamatnya kepada Demokrat di Twitter.
“Hubungan antara negara kita didasarkan pada nilai-nilai yang dipegang teguh dan kepentingan bersama yang kritis yang saya tahu akan menjadi jantung pemerintahan Anda,” tulis Lapid.
Meskipun Biden menggambarkan dirinya sebagai Zionis dan teman sembilan perdana menteri Israel, perselisihan dapat muncul antara Gedung Putih Biden dan Netanyahu, yang terkenal berseteru dengan mantan bos Biden, Barack Obama.
Dalam apa yang kemungkinan dilihat Israel sebagai masa jabatan de facto Obama yang ketiga, Biden telah berjanji untuk memulihkan keterlibatan AS dalam kesepakatan nuklir Iran. Kemungkinan ia juga akan menyuarakan penentangan terhadap pemukiman Israel di tanah yang diduduki, di mana Palestina mencari status kenegaraan.
Jika terjadi, Reuters menyebut, hal Itu tentu menjadi pukulan keras bagi Netanyahu.