Usaha Boeing Selamatkan Defisit Pendanaan
Berita Baru, Internasional – Menurut berita harian Reuters, yang mengutip tiga sumber, dalam beberapa hari mendatang, Boeing bekerja sama dengan bank investasi yang bertujuan untuk memasarkan penawaran kepada investor obligasi.
Tidak ada waktu pasti kapan dan besarnya kesepakatan. Namun, ada satu sumber yang mengatakan bahwa besarnya nilai kesepakatan mencapai lebih dari USD 10 miliar.
Perusahaan Kedirgantaraan yang bermarkas di Chicago itu diharapkan untuk membahas opsi pendanaan sambil mengungkapkan pendapatan pada kuartal pertama pada hari Rabu (29/4), mengingat selama berbulan-bulan di tahun pertama 2020 pengiriman pesawat Boing mencapai rekor terndah sejak 1984.
Selain itu, ketika sedang mengalami krisis seperti saat ini, Boing pada bulan sebelumnya sudah melayangkan pengajuan permohonan ke Departemen Keuangan AS untuk bantuan pendanaan di bawah program USD 17 miliar sebagai perusahaan yang penting bagi keamanan nasional.
Namun, CEO Boing David Calhoun lebih suka tidak ada ikatan dengan bantuan dari pemerintah tersebut, mengesampingkan potensi perdagangan itu untuk saham ekuitas seperti yang disarankan sebelumnya.
Menurut salah satu sumber yang dikutip Reuters, Boeing juga mencoba mencari dukungan yang tersedia untuk perusahaan-perusahaan dari Federal Reserve, di bawah Fasilitas Kredit Koorporasi Pasar Primer yang dapat memberikan bantuan kepada perusahaan-perusahaan yang menerbitkan obligasi tanpa menepatkan syarat pembayaran yang ketat kepada Boing.
Lebih lanjut, Calhoun mengatakan kepada para investor selama pertemuan pemegang saham tahunan perusahaan pada hari Senin (26/4) bahwa perusahaan Boing harus meminjam lebih banyak selama beberapa bulan ke depan. Moody, selaku perusahaan pemringkat kredit, menempatkan kebutuhan Boeing yang kekurangan uang hingga USD 30 miliar pada tahun 2020.
Selain dilanda krisis keuangan, Boeing juga sedang dilanga berbagai masalah perangkat lunak. Sebanyak 737 masalah perangkat lunak MAX Jet menyelimuti Boeing untuk bisa kembali menggunakan layanan itu setelah dua kecelakaan fatal terjadi.
Industri penerbangan merupakan salah satu industri yang paling terdampak oleh pandemi COVID-19 karena banyak layanan penerbangan terpaksa harus dihentikan untuk menghentikan penyebaran virus.
Sumber | Sputnik News |