1,15 Juta Warga AS Telah Menjalani Tes COVID-19, Indonesia Baru 7.193
Berita Baru, Internasional – Dalam seminggu terakhir, Pemerintah Amerika Serita telah mempercepat pengujian virus yang menjadi penyebab COVID-19. Kolaborasi laboratorium publik (milik pemerintah_red.) dan laboratorum swasta telah melakukan lebih dari 100.000 tes per hari.
Berdasarkan laporan yang diturunkan oleh telegram.com, para ahli di sana masih menyebut sistem pengujian tambal sulam yang dilakukan pemerintah AS itu tetap tidak merata, banyak tes ditolak atau harus menunggu beberapa hari untuk hasil sebagai laboratorium berjuang untuk memproses tumpukan tes yang terus bertambah.
“Ini tidak seperti kereta api yang berjalan bersama, mungkin sebagaimana yang pernah anda dengar. Karena pengujian masih dibatasi di banyak bagian negara,” Kata William Schaffner, seorang Profesor Fakultas Kedokteran dari Vanderbilt University School of Medicine, yang yang juga seorang dokter penyakit menular.
Berdasarkan data yang diolah dari ourworldindata.org, sejak 21 Januari 2020 sampai dengan 1 April 2020 jumlah test virus corona di AS telah mencapai 1.150.000 specimen. Jumlah ini adalah yang terbesar di dunia, dibandingkan dengan Italia 541.423, Korea Selatan 421.547, Inggris 152.979, dan India 421.547.
Schaffner mengatakan pengujian luas akan sangat penting untuk mengendalikan virus di AS. Menurutnya, dokter perlu tahu siapa pasien yang memiliki COVID-19 untuk merawatnya, sekaligus melindungi petugas kesehatan dan pasien yang tidak terinfeksi dari virus tersebut.
“Kita memiliki titik panas. Kita memiliki titik-titik hangat. Kita memiliki banyak tempat lain yang sedang menghangat seperti Nashville. Akan lebih baik untuk dapat mengidentifikasi area-area tersebut dengan presisi yang lebih besar dari yang kita dapat saat ini. Cara terbaik untuk melakukan itu adalah melalui pengujian luas”, kata Schaffner.
Sampai saat ini hambatan yang timbul dalam proses pengujian atau tes masal ini adalah adanya penumpukan specimen, padahal kapasitas laboratorium publik milik negara maupun laboratorium swasta dilaporkan telah penuh.
Menurut Departemen Kesehatan Masyarakat California, pada hari Sabtu (28/3) lalu lebih dari 83.800 tes di California, tetapi baru 27.251 hasil yang dapat dikeluarkan. Itu berarti rata-rata dua dari tiga orang yang diuji COVID-19 di California tidak mengetahui hasil mereka.
Adapun Enam perusahaan lab komersial besar – ARUP, Laboratorium BioReference, LabCorp, Mayo Clinic, Quest Diagnostics dan Sonic Healthcare – sedang menyelesaikan sebagian besar pengujian di negara ini. Menurut American Clinical Laboratory Association, pada hari Selasa (31/3), laboratorium-laboratorium tersebut menyelesaikan 807.000 tes COVID-19.
Berdasarkan data yang dipublikasikan secara berkala oleh Media Informasi Resmi Terkini Penyakit Infeksi Emerging, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dampai tanggal 2 April 2020 jumlah specimen pengetesan virus corona yang telah diterima dari seluruh Indonesia adalah 7.193. Jumlah ini hanya setara dengan 0,63 persen dari jumlah tes di AS.
Countries | Numbers of Test |
United States of America | 1.150.000 |
Italy | 541.423 |
South Korea | 421.547 |
United Kingdom | 152.979 |
India | 47.951 |
Indonesia | 7.193 |
Sumber: ourworldindata.org dan infeksiemerging.kemkes.go.id
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto mengatakan bahwa sebanyak 5.516 orang atau 76,3 persen dinyatakan negatif dari infeksi virus corona. Selebihnya yaitu 1.790 orang atau 23,7 persen terkonfirmasi positif.
Dari jumlah kasus positif tersebut dilaporkan 1.508 orang masih dalam perawatan, 112 orang sembuh, dan 170 meninggal dunia. [Hp]