Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

China
Zhang Cheng, yang berprofesi sebagai penguji kendaraan terkoneksi pintar, melakukan pengujian terhadap kendaraan terkoneksi pintar di pusat inspeksi otomotif di Tianjin, China utara, pada 19 Juni 2024. (Xinhua/Sun Fanyue)

China Akui 19 Profesi Baru, Termasuk Penguji Kendaraan Otonomos dan Operator Sistem AI



Berita Baru, Beijing – Mengendarai mobil otonomos mungkin tampak mudah, tetapi menyusun bagian-bagian rumit dari sistem kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang mengendalikannya tetap memerlukan sentuhan manusia. Salah satu pekerjaan baru yang dapat ditemukan di China adalah penguji kendaraan pintar, yang bertanggung jawab untuk melakukan pengujian terhadap kendaraan otonomos, memasang robot pengereman dan kemudi, serta merekam data uji yang penting.

Penguji kendaraan pintar merupakan satu dari 19 profesi baru yang secara resmi diakui oleh Kementerian Sumber Daya Manusia dan Jaminan Sosial China pada Juli. Lebih dari separuh profesi baru ini melibatkan teknologi digital dan pintar, seperti operator sistem AI generatif dan petugas pemeliharaan internet industri.

Kementerian tersebut juga merilis pedoman yang menjabarkan pekerjaan yang dilakukan orang-orang yang menjalankan profesi-profesi baru itu. Sebagai contoh, operator sistem AI generatif menggunakan teknologi dan peralatan yang berkaitan dengan AI untuk merancang, melatih, memperbarui, dan memelihara sistem AI.

Selain itu, kementerian tersebut meluncurkan 28 jenis pekerjaan yang baru diklasifikasikan, seperti perekrut livestreaming, yang meningkatkan jumlah lowongan pekerjaan. “Lahirnya profesi-profesi baru ini mencerminkan permintaan baru dari masyarakat dan pasar China,” kata Zhang Chenggang dari Capital University of Economics and Business, dikutip dari Xinhua News pada Jum’at (13/9/2024).

Zhang, yang memimpin sebuah pusat penelitian tentang profesi-profesi baru, menambahkan bahwa sektor-sektor seperti ekonomi digital dan teknologi informasi (TI) mendorong transformasi dan peningkatan industri China. “Banyak pekerjaan akan tercipta dari sektor-sektor ini, mengingat meluasnya penggunaan teknologi AI.” Industri digital China mengalami pertumbuhan pesat dalam beberapa tahun terakhir, melaporkan total pendapatan sebesar 32,5 triliun yuan (1 yuan = Rp2.164) pada 2023.

Sebuah laporan dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Digital China ke-7 pada Mei menunjukkan bahwa output sektor-sektor inti ekonomi digital mencakup 10 persen dari produk domestik bruto (PDB) China pada 2023, dengan jumlah perusahaan AI terkemuka melampaui 4.500. Ekspansi yang cepat di sektor ini telah menyebabkan kekurangan talenta sebanyak 25 juta hingga 30 juta orang.

Sementara itu, semakin banyak anak muda mencari peluang di industri digital China, seiring kemajuan inovasi teknologi dan peningkatan industri di negara itu memicu lonjakan prospek pekerjaan. Menurut data, pekerjaan di sektor digital mengalami lonjakan popularitas di kalangan lulusan perguruan tinggi pada 2024, dengan peran di sektor TI, internet, dan AI menjadi yang paling dicari.

Terlepas dari kemunculan profesi-profesi baru dan perkembangan pesat industri digital di negara itu, tantangan tetap ada dalam hal pencocokan talenta dengan permintaan industri. Seiring China mempercepat transformasi digital industri manufaktur dan mempromosikan industrialisasi baru yang didorong oleh AI, mengoptimalkan pelatihan personel terampil sangat penting untuk memenuhi kebutuhan sektor yang terus berkembang ini dengan lebih baik, kata Gao Ziping, seorang peneliti dari Akademi Ilmu Sosial Shanghai.

Gao menambahkan bahwa para pencari kerja harus memperkuat keterampilan profesional mereka agar memenuhi syarat untuk profesi-profesi yang sedang berkembang ini. Untuk membina lebih banyak tenaga profesional, sembilan lembaga pemerintah bersama-sama merilis rencana kerja tiga tahun pada tahun ini, yang bertujuan untuk mempercepat pengembangan talenta digital guna mendukung pertumbuhan ekonomi digital.

Kerangka kerja pengembangan komprehensif yang mengintegrasikan asosiasi industri, perusahaan, dan lembaga pendidikan tinggi akan dibentuk untuk lebih menyelaraskan penyaluran talenta dengan kebutuhan pasar, menurut rencana tersebut.