Gelar RTAR ke-56, PMII Rayon Pembebasan Perkuat Solidaritas dan Sinergitas Pergerakan
Berita Baru, Jogja – PMII Rayon Pembebasan gelar Rapat Tahun Anggota Rayon (RTAR) yang ke-56 di Balai Ambarukmo, Jogja, pada Jumat (9/9). Rapat tersebut mengambil tema ‘Meningkatkan Solidaritas dan Sinergitas Guna Meneruskan Semangat Pergerakan.’
Dalam sambutannya, Ketua Umum PMII Rayon Pembebasan, Abdullah Adhim menyatakan permohonan maaf apabila selama satu periode kepengurusan ini banyak salah dan luput.
“Kami atas nama pengurus Rayon mohon maaf sebesar-besarnya. Bahwa kami sadar betul masih banyak kekurangan dan kesalahan. Kami akui bahwa itu bukanlah khilaf, karena pada hakikatnya, kesalahan tetaplah kesalahan.”
“Selain itu, kami juga mengucapkan terima kepada semua kader PMII Rayon Pembebasan, Mabinra, dan seluruh elemen PMII yang selama ini telah membimbing dan membantu kami dalam menjalankan amanah sebagai pengurus PMII Rayon Pembebasan periode 2021/2022,” tutupnya.
Lain hal, Ali Usman yang menjadi salah satu anggota Majelis Pembina Rayon (Mabinra) PMII RAYON Pembebasan, dalam sambutan yang sekaligus mengisi stadium general (SG) dalam rapat tahunan tersebut menjelaskan bahwa PMII sangat penting dalam mengolah dan mengasah pengetahuan.
Ia mengaku jika dulu ketika masih mahasiswa, memang berniat masuk PMII. Bukan lantas karena ikut teman, atau hanya ingin mencoba-coba.
“Waktu itu, sempat mau memilih organisasi sebelah. Tapi tidak kuat dengan beban orde baru. Oleh sebab itu, saya memilih PMII yang memang pas dengan pemikiran dan wacana saya,” jelas Ali Usman pada Jumat (9/9).
“Dan saya banyak memperoleh ilmu dari organisasi itu. Entah dengan diskusi, seminar, atau aksi.”
Ali Usman juga merasa bersyukur dulunya ikut PMII. Sebab, sangat terasa bahwa wacana-wacana yang diajarkan PMII sangat berguna. Entah di dunia akademik, politik, maupun bidang-bidang lainnya.
“Bahkan, diskusi filsafat dulu selesai di rayon. Alhasil, kami dan temen temen Rayon menjadi penguasa kelas di masing-masing prodi. Ini menjadi penting dalam bergerak di tataran komunitas atau organisasi lain karena sudah memiliki basic pengetahuan.”
Ia berharap agar kader-kader PMII Rayon Pembebasan tidak hanya didistribusikan di bidang politik saja, namun pos-pos lain seperti akademik, wirausaha, dan pos-pos lainnya tetap diisi sehingga ke depannya agar lebih mudah dalam saling membackup.
“PMII tidak semua dijadikan politisi, aktivis jalanan, tapi semua lini harus diisi. Agar ke depannya mudah untuk saling membackup,” pungkasnya.