Presidensi B20, KADIN Tekankan Pemulihan Ekonomi
Berita Baru, Jakarta – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Arsjad Rasjid, optimistis Presidensi B20 2022 akan membawa Indonesia keluar dari krisis ekonomi dan dampak yang ditimbulkan akibat pandemi COVID-19.
Arsjad berpandangan bahwa pertemuan atau KTT itu menjadi ajang global untuk membahas isu-isu penting, krusial dan prioritas dalam bidang ekonomi dan bisnis serta pemulihan pasca pandemi.
“KADIN Indonesia yakin dan percaya, pemerintah bersama para pemimpin bisnis di negara-negara yang tergabung dalam Forum G20 memiliki kemampuan, kredibilitas untuk keluar dari krisis pandemi,” kata Arsjad saat memberikan pemaparan agenda Presidensi B20, di Jakarta, Selasa (18/1).
Forum Presidensi B20 akan mempertemukan pemimpin bisnis perusahaan multinasional, organisasi dan komunitas bisnis dari seluruh negara anggota G20 yang akan memberikan rumusan dan masukan mengenai pemulihan ekonomi di masa pandemi.
Menurut Arsjad yang juga menjadi Penanggung Jawab B20, melalui forum B20, KADIN Indonesia dan komunitas bisnis internasional bisa membantu pemerintah untuk memformulasikan, merumuskan dan merekomendasikan serta mengadvokasi kebijakan terkait pemulihan sosial ekonomi menjadi policy paper.
Forum B20 ini, mengambil tema Kemajuan Inovatif, Inklusif dan Pertumbuhan Kolaboratif yang sejalan dengan G20. Menurutnya tujuan utama tema besar itu mengarah pada stimulus pemulihan yang lebih kuat dan memiliki dampak berkelanjutan bagi semua negara, terutama di Asia yang terkena dampak COVID-19 cukup parah.
“Ada tiga kunci utama dalam tema itu, yakni melanjutkan pemulihan dan pertumbuhan kolaboratif dengan memfasilitasi kerja sama lintas batas untuk bersama-sama pulih lebih kuat. Lalu meningkatkan ekonomi global yang inovatif dengan memanfaatkan potensi kemajuan teknologi dan kreativitas yang pesat serta menempa masa depan yang inklusif dan berkelanjutan melalui pemberdayaan perempuan dan UMKM serta melestarikan bumi layak huni,” jelas Arsjad.
KADIN Indonesia juga akan mengaktualisasikan regulasi ke dalam investasi konkrit dengan menggunakan forum B20 ini sebagai partnership platform dunia usaha.
Tentunya untuk mencapai itu, lanjut Arsjad, komunitas bisnis atau pengusaha perlu bekerja sama dengan pemerintah dalam merealisasikan proyek proyek berskala besar untuk memberikan dampak positif yang besar kepada masyarakat dan negara.
“Forum B20 ini jadi kesempatan kita, sektor swasta dan pemerintah, untuk mendorong kebijakan yang lebih pro investasi demi tercapainya proyek proyek nasional tersebut untuk menuju Indonesia Emas tahun 2045, Indonesia yang maju, sejahtera dan mandiri seperti yang dicita-citakan oleh Presiden Jokowi,” jelasnya.
Untuk menandai dimulainya Presidensi B20, KADIN Indonesia akan mengadakan pertemuan pendahuluan dengan pemerintah dan delegasi bisnis dari semua anggota G20.
Presiden Jokowi, jelas Arsjad, meminta Forum B20 ini menekankan tiga isu prioritas, yakni Global Health Architecture, Digital Transformation dan Energi Transition.
“Tiga hal ini, pesan presiden saling terkait, karena pengendalian pandemi merupakan kunci utama bagi pemulihan ekonomi dan akselerasinya melalui digitalisasi serta transisi energi baru demi bumi yang lestari dan lingkungan yang sehat,” terangnya.
“Jadi dapat dikatakan apabila ketiga aspek tersebut dikuasai, maka visi besar Presiden Jokowi dalam membawa bangsa Indonesia menjadi ekonomi terbesar ke-7 dunia pada tahun 2030 akan terwujud,” imbuhnya.
Arsjad juga mengatakan, terkait dengan pertumbuhan bisnis yang kolaboratif, Indonesia memiliki proyek bisnis kolaborasi publik swasta yang dapat dijadikan percontohan dan dapat di replikasikan ke negara lain seperti misalnya dalam bidang kesehatan aplikasi pedulilindungi dan Bali Medical Tourism.
“Untuk bidang digital, ada juga pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) yang melibatkan partisipasi publik, dan PaDi UMKM online marketplace yang mengangkat UMKM. Sementara di bidang transisi energi kita memiliki PLTS Terapung Cirata yang full menggunakan solar panel dan terbesar di Asia Tenggara,” jelasnya.