3 Cara Mengurai Sampah Plastik Paling Ampuh!
Berita Baru, Tips — Bagaimana cara mengurai sampah plastik? Ini pertanyaan serius yang memerlukan tindakan lebih cepat agar kerusakan ekosistem akibat sampah plastik segera tertangani.
Pada 2016, World Economic Forum (WEF) menjabarkan bahwa lebih dari 150 juta ton plastik hingga saat ini yang masuk ke perairan. Sedangkan pada tiap tahunnya akan terus bertambah sebanyak 8 juta ton.
Adapun menurut Greenpeace, seluruh dunia sampai saat ini menghasilkan 6,3 miliar ton plastik, dengan tingkat daur ulang hanya 9%. Adapun sisanya dibakar dalam insinerator atau sekedar dibuang. Baru dalam perkembangan selanjutnya, sebanyak 40% plastik kemasan sudah mulai bisa didaur ulang khususnya di Uni Eropa. Lalu targetnya ditingkatkan hingga 50% pada tahun 2025. Namun sejumlah jenis plastik, misalnya PET (polyethylene terephthalate) sebagaimana secara luas digunakan sebagai bahan kemasan botol minuman, sulit untuk didaur ulang secara tradisional.
Dalam data lain dari WEF, posisi Indonesia sendiri menyabet peringkat kedua sebagai penyumbang sampah plastik terbesar di dunia, setelah China. Tentu saja ini jelas bukan prestasi yang patut dibanggakan.
Hal tersebut berlangsung karena penggunaan plastik seperti tak terpisahkan dalam keseharian di Indonesia. Misalnya tanpa kita sadari, dalam belanja harian, kita selalu menggunakan plastik “kresek” untuk membungkus jajanan, botol plastik untuk minuman, hingga plastik jenis lain yang membungkus smartphone. Atas hal itulah banyak orang Indonesia yang mulai menyadari kemudian mencari cara mengatasi sampah plastik di indonesia.
Plastik menjadi pilihan utama untuk bahan dasar dari berbagai macam barang karena ringan dan harganya relatif murah. Sebab itulah, sampai saat ini konsumsi plastik selalu meningkat, bahkan lebih dari 1 juta ton setiap tahunnya!
Yang menjadi masalah kemudian adalah di dalam plastik menyimpan satu masalah serius: sulit terurai. Berapa lama untuk menguraikan sampah plastik? Sekedar elaborasi dari berbagai sumber menyebutkan bahwa kantong plastik, misalnya, baru bisa terurai sekitar 10 hingga 500 tahun. Sedotan plastik bisa terurai sekitar 20 tahun. Gelas plastik terurai dalam waktu sekitar 50 tahun. Sementara kemasan sachet membutuhkan sekitar 50 sampai 80 tahun agar bisa terurai. Jadi, belum sempat satu kantong plastik terurai selama setahun, sudah ada 8 juta ton lagi yang masuk ke lautan. Itulah yang menyebabkan penumpukan sampah plasti yang luar biasa mencemari lingkungan. Mengerikan bukan?
Lantas bagaimana cara mengurai sampah plastik yang terus menggunung itu? Di bawah ini kami akan mengulasnya pelan-pelan. Namun kami dalam tulisan ini tidak menyajikan mengenai cara mengurangi sampah plastik dalam arti pencegahan semisal meminimalisir penggunaan sampah plastik, melainkan fokus pada hasil penelitian mengenai berbagai mikroorganisme yang mampu mengurai sampah plastik. Silakan disimak.
Cara Mengurai Sampah Plastik dengan Mikroorganisme
Sejauh ini penelitian mengenai penguraian sampah plastik menghasilkan kesimpulan bahwa plastik bisa terurai oleh berbagai jenis mikroorganisme pengurai. Namun tentu saja tidak bisa dibiarkan secara alami begitu saja, melainkan harus menggunakan metode sekaligus teknologi yang tepat sehingga penghancuran atas plastik bisa berlangsung efektif.
Di antara mikroorganisme tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pseudomonas spp.
Bakteri ini banyak terdapat pada air dan lumpur yang kotor. Ia bisa menguraikan plastik polietilena (PE) sampai 50,5%.
Bakteri jenis ini juga mampu mengurai plastik jenis polipropilena (PP) dan polivinil klorida (PVC). Adapun di antara jenis-jenis bakteri ini yang bisa menguraikan plastik adalah pseudomonas aeruginosa, pseudomonas chlororaphis, pseudomonas putida, dan pseudomonas fluorescens.
2. Aspergillus spp.
Sama seperti Pseudomonas spp., kapang ini juga mampu mengurai plastik jenis PP dan PVC. Adapun contoh dari jenis Aspergillus yang mampu menguraikan plastik adalah Aspergillus flavus, Aspergillus glaucus, Aspergillus niger, Aspergillus oryzae, dan Aspergillus versicolor.
Walaupun kadang kapang ini menimbulkan penyakit pada saluran pernapasan manusia dan membuat makanan bisa jadi “berjamur”, namun ternyata bisa digunakan untuk menguraikan plastik jenis PE hingga 36%.
3. Streptomyces spp.
Adapun bakteri Streptomyces ini dapat mengurai plastik alami PHB. Contoh jenis Streptomyces yang dapat mengurai plastik adalah Streptomyces bangladeshensis, Streptomyces viridosporus T7A, dan Streptomyces thermoviolaceus.
Mengenai tingkat efektivitas, bakteri ini juga bisa menguraikan plastik jenis PE hingga 46,16%.
4. Penicillium spp.
Ini adalah kapang yang populer sebagai bahan utama obat penisilin. Namun selain itu ternyata juga memiliki manfaat lain di lingkungan, yakni sebagai pengurai plastik jenis PE hingga 6,58%. Jenis kapang ini juga mampu mengurai plastik alami yang terbuat dari mikroba lain, misalnya polihidroksil alkanoat (PHA) dan polihidroksi butirat (PHB).
Penicillium jenis ini yang bisa menguraikan plastik antara lain yaitu Penicillium simplicissimum, Penicillium roqueforti, dan Penicillium funiculosm.
5. Bacillus spp.
Ini jenis bakteri yang populer akibat salah satu spesiesnya dapat menyebabkan keracunan. Tapi, rupanya bakteri ini ternyata mampu menguraikan plastik jenis PE hingga 30%. Selain PE, bakteri ini juga mampu menguraikan plastik alami jenis poli asam laktat (PLA).
Adapun jenis-jenis bakteri ini yang mampu mengurai plastik adalah Bacillus cereus, Bacillus amylolyticus, Bacillus brevis, dan Bacillus subtilis.
Kelima mikroorganisme tersebut sudah terbukti mampu mengurai sampah plastik, dan pelan tapi pasti sudah diterapkan di berbagai negara di dunia. Namun sayangnya skalanya masih minim sehingga hal tersebut belum mampu menjadi suatu solusi yang lebih kongkrit atas menumpuknya sampah plastik secara global. Masih menunggu penilitian plus kebijakan selanjutnya.
Penemuan-penemuan Mutakhir Mengenai Cara Mengurai Sampah Plastik
Ada banyak penemuan mutakhir mengenai cara mengurai sampah plastik, diantaranya menggunakan sejenis bakteri, jamur hingga menggunakan ulat. Namun masih dalam tahap pengembangan pengujian. Di antaranya sebagai berikut.
1. Ulat Pemakan Plastik
Para peneliti di Universitas Cambridge, Inggris, telah menemukan keberadaan larva ngengat, yang rupanya mampu memakan zat lilin di dinding sarang lebah. Larva yang berupa ulat itu rupanya juga bisa mencerna plastik.
Berdasar eksperimen yang dilakukan peneliti, serangga itu dapat mengurai ikatan kimia plastik yang itu merupakan cara mereka mencerna zat lilin pada sarang lebah.
2. Cacing Pemakan Plastik
Sejenis Cacing Galleria Mellonella, setelah diteliti oleh para peneliti dari the Institute of Biomedicine and Biotechnology di Cantabria, Spanyol, ternyata dapat memakan plastik. Ini menjadi harapan demi membantu mengurangi limbah plastik yang menjadi masalah serius di dunia.
“Kita sudah menemukan bahwa larva dari sejenis serangga Galleria mellonella, ternyata mampu melakukan penguraian hayati dari salah satu palstik yang paling sulit, lalu mampu bertahan lama tapi dan paling banyak digunakan: polyethylene,” begitu kata Federica Bertocchini, peneliti dari the Institute of Biomedicine and Biotechnology.
Itulah harapan bagi manusia mengenai solusi atas masalah sampah plastik. Apakah tawaran-tawaran tersebut nanti mampu menjadi suatu praktik lapangan secara lebih luas mengenai cara mengurai sampah plastik di dunia dan juga di Indonesia? Monggo.