11 Kapal Diturunkan dalam Operasi Lancang Kuning
Berita Baru, Jakarta – Operasi gabungan Kanwil Dirjen Bea dan Cukai Khusus Kepulauan Riau (Kepri), KPU BC Batam bersama Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) IV, turunkan sekurangnya 11 kapal dengan sandi Operasi Lancang Kuning untuk menjaga kedaulatan maritim Indonesia, pada, Kamis (30/12) kemarin.
Aparat Bea Cukai menurunkan tujuh kapal, yaitu Kapal Patroli BC 20011, Kapal Patroli BC 9002, Kapal Patroli BC 10022, Kapal Patroli BC 1410, Kapal Patroli BC 7004, Kapal Patroli BC 10017, dan Kapal Patroli BC 1001.
Sedangkan dari TNI AL menerjunkan KAL Mapor, KAL Nipah, KAL Pelawan, dan Sea Rider yang memiliki spesifikasi mendukung penegakan kedaulatan maritim Indonesia, khususnya di perairan Kepulauan Riau (Kepri).
“Penyelenggaraan operasi bersama ini secara langsung maupun tidak langsung memiliki pengaruh positif terhadap keselamatan dan keamanan para pengguna laut, juga sekaligus meningkatkan kesepahaman dan hubungan antar instansi penegak hukum di laut,” kata Kepala Kanwil DJBC Khusus Kepri Akhmad Rofiq dalam Apel Pembukaan Operasi Gabungan Lancang Kuning, di Batam.
Operasi gabungan tersebut merupakan kelanjutan penandatanganan nota kesepahaman antara Menteri Keuangan dan Panglima TNI tentang pengamanan penerimaan negara.
Operasi yang digelar selama dua pekan itu diselenggarakan guna menangkal dan menindak pelanggaran hukum di laut, khususnya di perbatasan laut Indonesia-Singapura dan Indonesia-Malaysia.
Kepala KPU BC Batam Ambang Priyonggo menyampaikan bahwa perairan perbatasan Indonesia dengan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia rawan potensi pelanggaran hukum di laut, seperti penyelundupan, mengingat kepadatan lalu lintas kapal di sana.
Karena itu, sinergi dan kolaborasi antar instansi diperlukan untuk mewujudkan perairan perbatasan yang kondusif.
“Kami harapkan agar operasi bersama ini dapat berjalan optimal sesuai dengan prosedur dan senantiasa mengutamakan keamanan dan keselamatan personel, material, dan dokumen serta tetap menerapkan protokol kesehatan,” kata Ambang Priyonggo.
Wakil Komandan Lantamal IV Kolonel Marinir Andi Rahmat M menyampaikan target operasi gabungan juga menyasar pelanggaran kedaulatan negara, seperti kapal asing yang memasuki wilayah perairan Indonesia secara ilegal terutama di Kepri.
“Hal-hal demikian dapat mengganggu kedaulatan Indonesia, sinergi antar instansi diperlukan dalam melaksanakan penegakan hukum di laut, terutama di perairan perbatasan Indonesia,” kata Andi pula.
Operasi gabungan melibatkan Kanwil DJBC Khusus Kepri, KPU BC Batam, PSO BC Tanjung Balai Karimun, PSO BC Batam. Sedangkan dari TNI AL melibatkan Lantamal IV, Lanal Batam, dan Lanal Tanjung Balai Karimun.