Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Wapres Dorong Generasi Muda dan Kaum Terdidik Tak Jadi Makelar Pembangunan
Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin saat memberikan sambutan kunci pada acara Sarasehan Alumni Connect PPI Dunia di Grand Ballroom Menara BNI Pejompongan, Jl. Pejompongan Raya No. 16, Jakarta Pusat, Jumat (26/5). (Foto: Dok. Kemkominfo)

Wapres Dorong Generasi Muda dan Kaum Terdidik Tak Jadi Makelar Pembangunan



Berita Baru, Jakarta – Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin mendorong para generasi muda untuk dapat meningkatkan produktivitas dan nilai tambah ekonomi dan tidak menjadi makelar pembangunan.

Sebagai salah satu perwujudan visi menjadikan Indonesia sebagai negara maju. Salah satunya, dengan terus mencetak sumber daya manusia unggul, termasuk ‘generasi produksi’ untuk menopang visi ‘bangsa produsen’.

“Generasi muda dan kaum terdidik Indonesia diharapkan menjadi generasi baru yang mendorong semangat produktivitas dan nilai tambah ekonomi,” kata Wapres Ma’ruf.

Hal ini ia tegaskan saat memberikan sambutan kunci pada acara Sarasehan Alumni Connect PPI Dunia di Grand Ballroom Menara BNI Pejompongan, Jl. Pejompongan Raya No. 16, Jakarta Pusat, Jumat (26/5).

“Bukannya menjadi makelar pembangunan atau pelaku pemburu rente,” tambahnya.

Menurut wapres Ma’ruf, hal ini pun hanya dapat diwujudkan dengan membangun institusi pendidikan yang berkualitas. “Sejak ratusan tahun yang lalu, institusi pendidikan telah diyakini menjadi jalan bagi sebuah negara untuk bisa tumbuh melesat,” ujarnya.

Wapres menjelaskan, pendidikan mampu meningkatkan literasi dan literasi akan meningkatkan kecakapan masyarakat.

“Individu yang cakap memiliki kesempatan yang lebih untuk mendapatkan pekerjaan sehingga tingkat pengangguran menurun,” terangnya.

Dengan kata lain, kata Wapres, pendidikan menjadi katalis pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja dan mobilitas sosial.

“Apalagi dalam mewujudkan visi besar menjadi negara maju di tengah gempuran tantangan dan krisis seperti yang terjadi sekarang, bangsa kita semakin membutuhkan ahli-ahli di berbagai bidang,” ungkapnya.

Untuk itu, Wapres meminta seluruh pemangku kepentingan untuk bekerjasama meningkatkan jumlah penduduk Indonesia yang dapat menempuh pendidikan tinggi dan menjadi generasi produksi.

“Saat ini, jumlah warga negara Indonesia yang mengenyam pendidikan tersier masih sangat sedikit,” ungkap Wapres.

Wapres menyampaikan, berdasarkan data Dukcapil Kementerian Dalam Negeri tahun 2022, dari 275 juta penduduk Indonesia, hanya sekitar 0,02% warga yang berpendidikan S3.

“Sedangkan yang berpendidikan S2 ada sekitar 0,3%, dan tidak sampai 5% warga negara yang berpendidikan S1. Jadi total hanya 6% orang Indonesia yang menempuh pendidikan tinggi,” paparnya.

Agar angka tersebut terus naik, Wapres pun mengharapkan segenap penggerak sektor pendidikan di tanah air, termasuk alumni Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) agar menjadi pendorong kemajuan pendidikan masyarakat Indonesia.

“Saya berharap, program dan kegiatan PPI dapat menginspirasi semakin banyak masyarakat Indonesia untuk menempuh pendidikan setinggi-tingginya, hingga ke luar negeri, lalu kembali ke tanah air membangun bangsa dan negara,” pungkasnya.

Sebelumnya, Koordinator PPI Dunia Achyar Al Rasyid menyampaikan tujuan PPI Dunia menjadi wadah komunikasi dan kolaborasi para alumni pelajar Indonesia di luar negeri yang dapat sarana pendukung Indonesia yang lebih maju dan sejahtera.

“Saya pikir ini akan menjadi daya ungkit yang besar bagi kemajuan bangsa Indonesia dan tentunya bagi Indonesia di masa depan, Indonesia Emas 2045, dan Indonesia menjadi bangsa pemenang,” tutur Achyar.