Wapres Ajak Tokoh Agama dan Aktivis HAM Cari Akar Masalah Papua
Berita Baru, Jakarta – Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengajak para tokoh agama dan aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) di Papua untuk bersama-sama mencari akar masalah yang menghambat kesejahteraan dan keamanan di wilayah tersebut. Ajakan ini disampaikan dalam dialog yang diadakan di Kantor Gubernur Papua, Jayapura.
Perwakilan dari Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua, Fransina Yoteni, mengungkapkan hasil dari pertemuan tersebut. Menurutnya, Wakil Presiden menekankan pentingnya mengidentifikasi akar masalah di Papua agar bisa merumuskan langkah-langkah dalam rencana induk percepatan pembangunan Papua.
“Beliau (Wapres) katakan kami harus cari akar masalah, sehingga akar masalah bisa dirumuskan dalam rancangan induk. Bila rencana induk percepatan pembangunan Papua dirasa ada yang kurang, itu bisa ditambahkan,” kata Fransina seperti yang dikutip dari Antara, Selasa (10/10/2023)..
Fransina, yang sering disebut sebagai ‘Mama Papua’, menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi masyarakat Papua, terutama perempuan dan anak-anak yang sering menjadi korban konflik di wilayah tersebut. Salah satu isu yang dia angkat adalah hak pendidikan untuk anak-anak Papua.
Dia juga menyoroti filosofi hidup orang Papua yang sangat erat terkait dengan alam. “Tentang filosofi hidup orang Papua, dia dengan alam itu satu. Dia hidup karena alam dan dialah pemelihara alam itu,” ujar Fransina.
Fransina juga mengungkapkan kekhawatirannya terhadap pemulangan warga Papua yang terusir dari tempat tinggal mereka, karena ini dianggap sebagai ancaman terhadap hidup mereka.
Selain itu, dalam pertemuan tersebut, Fransina juga mengusulkan agar ada kesempatan yang setara bagi pengusaha asli Papua untuk berkontribusi dalam pembangunan di daerahnya. Dia berharap ada kepercayaan dan kesetaraan antara rakyat Papua dan pemerintah.
Terakhir, Fransina menyoroti peran penting alam Papua dalam menjaga keseimbangan ekosistem global, khususnya dalam menghadapi krisis iklim. “Papua menyumbang sebagai salah satu paru-paru dunia, sehingga Papua harus dilindungi agar tetap jadi berkat. Papua terbuka untuk siapa saja datang ke sini, kita jaga sama-sama, hidup bersama,” tegasnya.