Virus Polio Terdeteksi dalam Inspeksi Limbah di Inggris
Berita Baru, Jakarta – Pada Hari Rabu (22/6), Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UK Health Security Agency/UKHSA) mengungkapkan bahwa virus polio terdeteksi pada sampel limbah dari London Utara dan London Timur yang diambil antara Februari dan Mei 2022.
Para pejabat kesehatan mengkhawatirkan penyebaran virus itu di masyarakat setelah beberapa virus polio yang saling terkait erat ditemukan dalam sampel limbah dari Pekerjaan Pengolahan Limbah London Beckton yang diambil antara Februari dan Mei.
Namun, mereka menekankan bahwa risiko terhadap masyarakat sangat rendah.
Virus ini terus berkembang dan kini diklasifikasikan sebagai virus polio tipe 2 “turunan vaksin” (vaccine-derived poliovirus type 2/VDPV2), yang pada kesempatan langka dapat mengakibatkan penyakit serius, seperti kelumpuhan, pada orang yang belum divaksinasi lengkap.
Deteksi VDPV2 menunjukkan bahwa kemungkinan ada beberapa penyebaran antarindividu yang memiliki hubungan dekat di London Utara dan London Timur, dan sekarang mereka melepaskan jenis virus polio tipe 2 itu dalam tinja mereka, kata badan tersebut.
“Virus polio turunan vaksin jarang terjadi dan risiko bagi masyarakat secara keseluruhan sangat rendah,” kata Dr. Vanessa Saliba, konsultan epidemiologi di UKHSA, dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Antara.
“Virus polio yang diturunkan dari vaksin berpotensi untuk menyebar, terutama di masyarakat yang penyerapan vaksinnya lebih rendah,” sambungnya.
Diketahui, kasus terakhir polio liar yang terjangkit di Inggris dikonfirmasi pada 1984 dan negara itu dinyatakan bebas dari polio pada 2003.
David Heymann, profesor Infectious Disease Epidemiology dari London School of Hygiene & Tropical Medicine, mengatakan, “Virus polio turunan vaksin kini ditemukan di banyak negara di seluruh dunia”.
Virus tersebut merupakan hasil mutasi dari virus Sabin, yaitu virus hidup yang digunakan untuk vaksinasi polio, dan virus itu mengakibatkan kelumpuhan pada sebagian orang, meskipun sebagian besar infeksi tidak menunjukkan gejala.
“Fakta bahwa virus ini ditemukan pada limbah di Inggris membuktikan kekuatan program pengawasan UKHSA. Penemuan virus itu pada limbah mengingatkan kita bahwa pemberantasan polio belum selesai di dunia,” kata ahli epidemiologi tersebut.