Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Untuk Penuhi Kebutuhan Obat COVID-19, Semua Pihak Harus Terus Belajar

Untuk Penuhi Kebutuhan Obat COVID-19, Semua Pihak Harus Terus Belajar



Berita Baru, Jakarta – Keluarga Besar Airlangga (Kalingga) sebuah wadah berkumpul alumni Universitas Airlangga Surabaya kembali menggelar Webinar bertajuk “Kebijakan Penyediaan dan Pengawasan Obat-obatan Covid-19”, pada Sabtu (14/8).

Webinar tersebut menghadirkan narasumber Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) M. Adib Khumaidi, Pengurus GP Farmasi Jawa Timur Paulus Totok Lusida, dan Kepala Biro Hukum dan Organisasi Badan POM Reghi Perdana.

Diskusi yang dipandu oleh Ni Luh Indra tersebut terpantau cukup aktif dan menghasilkan berbagai catatan penting.

M Adib Khumaidi mengaku prihatin dengan fenomena yang terjadi di publik yang terlalu mudah mempercayai rumor adanya obat COVID-19, padahal levelnya baru berupa opini ahli atau bahkan hanya testimoni.

“Karena hingga saat ini masih banyak masyarakat yang terpengaruh dengan obat atau vaksin yang levelnya baru berupa expert opinion ataupun testimoni, padahal dalam ilmu kedokteran untuk bisa menjadi obat yang bisa dianggap terbukti sebagai obat Covid hal tersebut masih berada pada level bawah,” terang Adib.

Sementara itu Paulus Totok menyoroti bahwa Pemerintah perlu memperbaiki tata kelola obat tidak hanya dari sisi pemenuhan bahan baku dan produksi saja, tetapi juga dalam urusan distribusi.

“Bagaimana distribusi akan lancar bila distributor obat Covid-19 hanya dapat profit margin 1–3 %?”, tutur Totok.

Di lain pihak Badan POM mengaku sudah melakukan banyak sekali perubahan dalam kinerjanya untuk mengimbangi cepatnya peningkatan kebutuhan penanganan Covid-19 khususnya dari penyediaan obat dan vaksin.

“Proses-proses persetujuan di Badan POM sudah kami lakukan percepatan yang luar biasa, namun demikian karena obat ini menyangkut hal yang bisa berbahaya bagi manusia maka kami tetap melakukannya dengan hati-hati” jelas Reghi Perdana.

Menyikapi tingginya lonjakan kasus varian delta baru-baru ini, Adib dan Totok kompak menyoroti kesiapan pemerintah, agar lebih antisipatif menghadapi ancaman gelombang-gelombang berikutnya.

“Kita belum tahu apakah ada gelombang ketiga, tapi di negara-negara lain sudah ada antisipasi bila gelombang ketiga menyerang”, kata Totok.

Dalam hal ini Adib menambahkan agar penanganan Covid-19 seharusnya dilakukan dari hulu ke hilir secara komprehensif.

“Harusnya kebutuhan oksigen, kebutuhan obat dan lain-lain untuk menangani covid ini bisa disiapkan sejak awal. Kita harus siap menangani Covid-19 ini dari hulu untuk pencegahan, sampai hilir dengan menyediakan pengobatan dan penanganan pasien dengan baik,” tegas Adib.