Unjuk Rasa anti Netanyahu di Yerusalem Berujung Ricuh
Berita Baru, Internasional – Pada hari Selasa (14/7), Bentrokan antara polisi Israel dan pengunjuk rasa yang menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di luar kediamannya di Yerusalem berujung ricuh.
Menurut surat kabar lokal Jerussalem Post, ribuan orang berkumpul di Balfour Street untuk menuntut pengunduran diri Benjamin Netanyahu.
Benjamin Netanyahu itu diperkirakan akan tetap berkuasa di Israel hingga September 2021 di bawah skema rotasi yang ia setujui pada Mei dengan saingan politiknya Benny Gantz.
Beberapa pengunjuk rasa dilaporkan membawa kayu-kayu dan obor.
Namun, menurut Sputnik, seorang juru bicara kepolisian Yerusalem tidak dapat mengkonfirmasi adanya kekerasan yang terjadi dalam unjuk rasa itu.
Polisi mengatakan bahwa beberapa jalan di dekat lokasi protes telah diblokir dan pengemudi diminta untuk mencari rute alternatif.
Polisi menggunakan meriam air pada demonstran dan petugas memukul mundur pengunjuk rasa dengan menunggang kuda. Bentrokan dilaporkan dimulai ketika beberapa pengunjuk rasa mencoba menerobos pembatas keamanan yang dipasang di lokasi unjuk rasa.
Polisi mengatakan bahwa setidaknya satu petugas terluka ringan selama bentrokan itu, sementara sekitar 50 pengunjuk rasa telah diamankan.
“Kami akan mengizinkan kebebasan berbicara dan protes, tetapi tidak akan membiarkan kerugian bagi warga negara, polisi, media dan properti publik,” kata polisi.
Selain di kediaman Benjamin Netanyahu, aksi unjuk rasa juga terjadi di beberapa lokasi di Israel.
Sebelumnya, Sabtu (11/7), demonstrasi juga terjadi di Tel Aviv yang menuntut kebijakan ekonomi Netanyahu dan tanggapan pandemi virus korona pemerintah.