Uni Eropa dan Turki Memanas, Perancis Siapkan Militer
Berita Baru, Intenasional – Eksplorasi migas yang dilakukan Erdogan di Laut Mediteranian membuat hubungan Turki dan Uni Eropa semakin memanas.
Turki mengatakan kapal bor Yavuz akan beroperasi hingga pertengahan September. Hal itu membuat Turki menuai kecaman dari Eropa. Uni Eropa juga menegur Turki soal keberadaan kapal tersebut yang berada di wilayah sengketa.
Sebagaimana dilaporkan Reuters, kapal bor Yavuz akan ditemani tiga kapal militer Turki, sedangkan kapal lainnya sudah diminta untuk tidak memasuki area tersebut.
“Rencana pengeboran Turki mencakup zona yang digambarkan oleh Siprus dan Mesir, meningkatkan ketegangan,” kata kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell dikutip media itu.
“Tindakan ini melawan dan merusak upaya untuk melanjutkan dialog dan negosiasi, dan untuk mengejar de-eskalasi segera” lanjutnya.
Paris menyebut Turki melakukan provokasi, sementara Kairo dan Athena menandatangani kesepakatan zonasi teritorial pada awal bulan ini.
Meski berbagai sanksi dan ancaman dilontarkan, Turki tak gentar dan akan maju terus.
Presiden Erdogan mengatakan pada hari Sabtu “bahasa sanksi dan ancaman” tidak akan menghalangi Turki.
Ketegangan antara Turki dan Yunani, anggota Uni Eropa, sebelumnya sudah pernah terjadi. Bahkan pekan lalu keduanya sempat terlibat tabrakan kecil.
Sebelumnya Turki telah diperingatkan terkait masuknya kapal Oruc Reis beserta militer ke perairan Mediterania. Oruc Reis dikirim sejak Senin pekan lalu.
Presiden Prancis Emmanuel Macron meminta Turki untuk menghentikan eksplorasinya. Ia juga menambah pasukan militernya di wilayah tersebut.
Pasukan Prancis dan Yunani telah melakukan latihan militer untuk antisipasi konfrontasi