Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Buku John Bolton
© AFP 2020/Brendan Smialowski

Ungkap Informasi Rahasia lewat Buku, John Bolton Digugat di Pengadilan



Berita Baru, Internasional – Mantan penasihat keamanan nasional AS John Bolton dilaporkan akan menerbitkan buku memoar berjudul The Room Where It Happened pekan depan di AS.

Memoar itu dikabarkan berisi data-data dan catatan-catatan John Bolton selama menjalankan tugasnya di Gedung Putih yang akan memberatkan posisi Washington.

Karena itu, pekan ini Washington melayangkan gugatan kepada jendral yang terkenal suka berperang itu dengan tuduhan pengungkapan informasi rahasia dan pelanggaran kontrak yang melanggar hukum.

Media-media menyebut gugatan itu merupakan salah satu upaya untuk mencegah John Bolton menerbitkan memoarnya.

Diyakini secara luas bahwa John Bolton dicopot dari jabatannya sebagai penasihat keamanan pada September 2019 setelah bertengkar dengan Presiden Trump terkait kebijakan AS mengenai Iran.

Namun, Fred Fleitz selaku mantan kepala staff dari John Bolton menegaskan bahwa keputusan Presiden Trump untuk tidak berperang dengan Iran membantah seluruh isi dari memoar Bolton yang akan datang.

“Dalam pikiranku, itu membantah seluruh buku,” tegas Fleitz pada Fox News, Kamis (18/6).

Pada pertengahan tahun 2019, Iran dan AS berada di ambang perang setelah drone AS ditembak jatuh Iran setelah diduga telah memasuki wilayah udara Iran secara ilegal. Lalu Presiden Trump menyetujui untuk melakukan serangan balasan. Akan tetapi, AS tidak jadi melayangkan serangan balasan.

Pada saat itu, John Bolton tiba-tiba keluar dari pemerintahan Presiden Trump pada September 2019. John Bolton merupakan salah satu arsitek utama serangan AS ke Irak tahun 2003. Ia juga merupakan mentor kebijakan keras Presiden Trump terhadap Iran.

Berselisih dengan Trump

Dilansir dari Sputnik, saat itu, John Bolton disebutkan telah berselisih dengan Presiden Trump mengenai banyak masalah kebijakan luar negeri. Laporan media mengaitkan pemberhentian Bolton dari pemerintahan dikarenan Bolton menentang rencana pelonggaran sanksi Iran.

Mengomentari berita dari media saat itu, Fleitz menyebut bahwa Bolton bertugas pada pemerintah bukan untuk menentang presiden.

“Tugas penasihat senior ini adalah bekerja dengan presiden, bukan untuk bertarung dengan mereka dan menerapkan kebijakannya … Dan aku sangat menyesal John Bolton tidak tahu bagaimana cara melakukannya,” tegas Fleitz.

Setelah keluar dari pemerintahan AS, John Bolton tidak banyak tampil dihadapan publik.

Bahkan selama kasus penyelidikan pemakulan Presiden Trump, ia menolak untuk menjadi salah satu saksi.

Dikabarkan bahwa John Bolton hanya mau bicara di persidangan Senat AS. akan tetapi, Partai Republik menolak untuk memberi John Bolton tempat untuk bersaksi.

Dalam kutipan The Room Where It Happened, buku itu memuat beberapa tuduhan yang memberatkan Presiden Trump. Salah satunya berisi catatan John Bolton mengenai ketika ia meminta Presiden China Xi Jinping untuk membeli barang-barang pertanian AS agar membantu Presiden Trump terpilih kembali tahun ini.

Selain itu, dikabarkan buku itu juga akan berisi skandal tentang putra mahkota pangeran Arab Saudi.