Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Perang Dingin Baru
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres berbicara dalam Sidang Umum PBB tahunan ke-75 di New York City. Foto: Tangkapan Layar Video Resmi dari kanal Youtube UN.

UNGA Memanas, Sekjend PBB Peringatkan Ancaman ‘Perang Dingin Baru’



Berita Baru, Internasional – Seperti yang sudah diprediksi oleh para ahli, ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan China telah menjadi pusat perhatian di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA) yang telah dimulai sejak Selasa (22/9) kemarin.

Sidang dimulai dengan pidato dari Presiden Brazil Jair Bolsonaro sebagai negara yang menjadi ketua UNGA tahun ini. Kemudian dilanjut dengan pidato Presiden AS Donald Trump sebagai pemimpin negara tuan rumah PBB.

Saat Presiden Trump berpidato, ia mendesak PBB untuk meminta Beijing ‘bertanggung jawab’ karena gagal menahan virus yang pertama kali tercatat di kota Wuhan China dan telah membunuh lebih dari 200.000 orang Amerika dan hampir 1 juta orang di seluruh dunia.

UNGA Memanas, Sekjend PBB Peringatkan Ancaman ‘Perang Dingin Baru’
Presiden Trump berpidato virtual selama konferensi Majelis Umum PBB menyebut ‘Virus China’ merupakan musuh yang tidak terlihat. Foto: Tangkapan Layar Video Resmi dari kanal Youtube UN.

Kemudian, ketika Duta Besar China untuk PBB berpidato, pihaknya balik menyerang AS dengan mengatakan bahwa perkataan Presiden Trump ‘sama sekali tidak berdasar’.

“Saat ini, dunia membutuhkan lebih banyak solidaritas dan kerja sama, dan bukan konfrontasi,” kata Duta Besar PBB Zhang Jun sebelum Presiden Xi Jinping berbicara.

“Kita perlu meningkatkan rasa saling percaya dan kepercayaan, dan bukan penyebaran virus politik,” kata Presiden Xi dalam kesempatan yang sama.

Pidato Presiden Xi Jinping dalam UNGA virtual itu berisi teguran implisit kepada Presiden Trump, atas sikapnya keluar dari WHO dalam penanganan pandemi.

“Kita harus meningkatkan solidaritas dan melalui ini bersama-sama,” kata Xi.

“Kita harus mengikuti panduan sains, memberikan peran penuh pada peran utama Organisasi Kesehatan Dunia dan meluncurkan tanggapan internasional bersama… Setiap upaya untuk mempolitisasi masalah, atau stigmatisasi, harus ditolak,” tegas Presiden Xi Jinping.

UNGA Memanas, Sekjend PBB Peringatkan Ancaman ‘Perang Dingin Baru’
Presiden Xi Jinping berpidato virtual selama konferensi Majelis Umum PBB. Foto: Tangkapan Layar Video Resmi dari kanal Youtube UN.

Sebagaimana diketahui, antara China dan AS dalam beberapa tahun belakangan ini mengalami ketegangan di berbagai lini, mulai dari perdagangan, teknologi, pandemi virus korona, dukungan AS untuk Taiwan, konflik di Laut China Selatan juga konflik di Hong Kong dan Xinjiang (Uyghur).

Menanggapi hal itu, Sekretaris Jenderal Antonio Guterres memperingatkan bahwa kini dunia sedang berada dalam situasi “Perang Dingin baru.”

Hal itu disampaikan Guterres saat membuka ‘debat umum’ virtual para pemimpin dunia.

Guterres juga menekankan, untuk pertama kali dalam 75 tahun sejarah PBB, pada hari Selasa–sambil menekankan bahwa–dunia “bergerak ke arah yang sangat berbahaya.”

“Kita harus melakukan segalanya untuk menghindari Perang Dingin baru,” katanya.

“Dunia kita tidak mampu memiliki masa depan di mana dua ekonomi terbesar membelah dunia dalam suatu Fraktur Besar – masing-masing dengan aturan perdagangan dan keuangannya sendiri serta kapasitas Internet dan kecerdasan buatan,” terang Guterres, dilansir dari Aljazeera.

“Risiko kesenjangan teknologi dan ekonomi pasti berubah menjadi kesenjangan geo-strategis dan militer. Kita harus menghindari ini dengan cara apa pun,” imbuh Guterres.

UNGA Memanas, Sekjend PBB Peringatkan Ancaman ‘Perang Dingin Baru’

Selain itu, dalam kesempatan yang sama, Indonesia, Filipina dan Prancis juga mengungkapkan kekhawatiran serupa atas ancaman yang ditimbulkan terhadap perdamaian dan stabilitas dunia oleh persaingan negara adidaya China-AS.

Hingga malam ini, Rabu (23/9), Majelis Umum PBB masih melangsungkan beberapa sidang yang bisa ditonton langsung melalui kanal Youtube PBB dan sebagian besar pembahasan mengenai Covid-19.