Ulil Abshar Abdalla: Represif Tangani Wadas, Pemerintah Dinilai Zalim
Berita Baru, Jakarta – Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (GEMPADEWA) yang menjadi pemilik akun twitter @Wadas_Melawan menggalang solidaritas melalui media sosial. Hal itu terkait rencana pengukuran tanah lokasi tambang di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah oleh petugas Badan Pertanahan Nasional (BPN) yang dikawal oleh ratusan aparat kepolisian, pada Selasa (8/2).
Tindakan aparat kepolisian tersebut mereka nilai intimidatif dan represif, karena diikuti dengan aksi penangkapan lebih dari 60 orang warga, termasuk anak-anak.
“Pukul 12.00 WIB, aparat kepolisian mengepung dan menangkap warga yang sedang mujahadah di masjid yang berada di Dusun Krajan. Pukul 12.24, aparat kepolisian mendatangi ibu-ibu yang sedang membuat besek di posko-posko jaga dan merampas besek, pisau, dan peralatan untuk membuat besek,” terang GEMPADEWA, dikutip dari Rilis dan Kronologi Pengepungan Desa Wadas oleh Aparat Kepolisian.
Peristiwa Wadas tersebut juga memantik reaksi tokoh intelektual islam, sekaligus Pengasuh Pengajian Ihya’ Ulumuddin, Ulil Abshar Abdalla.
Ulil menilai rencana pembangunan Waduk Bener tersebut memang akan membawa kemaslahatan untuk warga, tetapi pemerintah tetap harus mendengarkan suara rakyat yang protes atas rencana penambangan andesit di Desa Wadas.
“Sedih dengan apa yg terjadi di Wadas. Pembangunan waduk memang membawa maslahat. Tetapi protes rakyat jelas harus didengar dan diperhatikan,” kata Ulil, dikutip dari akun twitternya, Rabu (9/2).
Secara tegas Ulil menyebut pemerintah akan menjadi zalim jika tidak bersedia mendengarkan protes dari rakyat kecil.
“Pemerintah yang “tuli” terhadap protes rakyat kecil dalam pembangunan waduk, jelas zalim,” tegasnya.
Selain itu Ulil juga menegaskan bahwa rakyat yang melakukan protes tidak layak ditangkap. Oleh sebab itu ia minta kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo agar mau mendengar protes dari rakyat, serta bersedia bersikap lebih bijak.
“Pak Gubernur Ganjar Pranowo, mohon lebih bijak dalam menangani masalah Wadas. Suara rakyat kecil yang protes, sekecil apapun jumlah mereka, layak didengar. Yang protes tak layak ditangkapi,” pungkasnya. (Hadi/Muiz)