Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Tokoh Anti-Korupsi dan Jurnalis Investigatif, Fernando Villavicencio, Tewas Ditembak Saat Kampanye
Calon Presiden Ekuador, Fernando Villavicencio yang mati tertembak saat kampanye (Foto: AP Photo)

Tokoh Anti-Korupsi dan Jurnalis Investigatif, Fernando Villavicencio, Tewas Ditembak Saat Kampanye



Berita Baru, Ekuador – Ekuador dikejutkan oleh berita tragis saat Fernando Villavicencio, seorang kandidat presiden Ekuador, ditembak mati dalam kampanye pada hari Rabu. Villavicencio, yang dikenal sebagai pejuang anti-korupsi dan jurnalis investigatif, telah berusaha keras mengungkap kebobrokan dalam sistem serta dampak negatif perdagangan narkoba di negara ini.

Dengan usia 59 tahun, Villavicencio merupakan anggota parlemen di Majelis Nasional yang tidak pernah kenal lelah dalam mengkritik korupsi dan merespons kekerasan yang disebabkan oleh perdagangan narkoba di negara ini.

Pada bulan Mei, dia dengan tegas menyatakan dalam wawancara dengan CNN En Español bahwa Ekuador telah berubah menjadi “negara narko,” dan dia bertekad melawan apa yang dia sebut sebagai “mafia politik.”

Pernyataannya yang berani, pekerjaannya dalam bidang jurnalistik investigatif, dan janji-janjinya dalam dunia politik membuatnya memiliki banyak musuh yang kuat dan berpengaruh.

Tak hanya itu, Villavicencio juga mengaku pernah menerima ancaman kematian dari kelompok-kelompok kriminal terorganisir.

Kandidat presiden Ekuador, Fernando Villavicencio, tewas dalam acara kampanye Kampanye politiknya menekankan penanganan serius terhadap kejahatan dan korupsi, terutama dalam menghadapi eskalasi kekerasan mematikan yang meresahkan Ekuador dalam beberapa tahun terakhir.

Negara Andes yang sebelumnya dikenal sebagai tempat yang relatif damai, kini tengah dilanda perang antara berbagai kelompok kriminal yang bersaing satu sama lain.

Penting untuk dicatat bahwa gelombang kekerasan paling merusak berpusat di pesisir Pasifik Ekuador, dimana kelompok kriminal bersaing untuk mengendalikan dan mendistribusikan narkotika, terutama kokain.

Fernando Villavicencio pernah menyatakan dalam wawancara dengan CNN en Español pada bulan Mei, “Saat ini, Ekuador dikuasai oleh Jalisco Nueva Generación dan Kartel Sinaloa, keduanya berasal dari Meksiko, serta mafia Albania.”

Meskipun begitu, nama Villavicencio sudah dikenal lama sebagai seorang pejuang anti-korupsi.

Sejak usia 18 tahun, ia sudah mendirikan sebuah surat kabar bernama Prensa Obrera (Pers Buruh). Kemudian, ia bekerja untuk perusahaan minyak milik negara, EP Petroecuador.

Pada tahap berikutnya, Villavicencio mengungkap berbagai skandal korupsi dalam industri minyak yang berkembang pesat di Ekuador. Dia juga memperjuangkan penyelidikan atas peristiwa di mana tentara membunuh setidaknya lima orang ketika membebaskan Presiden Rafael Correa dari situasi penyanderaan pada tahun 2010.

Tindakannya membuatnya menjadi sasaran gugatan fitnah dari Correa, yang akhirnya menyebabkan Villavicencio dijatuhi hukuman penjara selama 18 bulan.

Namun, dia memilih melarikan diri untuk menghindari penahanan, dan memberikan wawancara kepada Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) pada tahun 2014. Dalam wawancara itu, Villavicencio dengan tegas menyatakan, “Presiden ingin agar saya merunduk dan meminta maaf, tetapi saya tidak akan pernah melakukannya.”

Pada hari Rabu, Movimiento Construye, koalisi politik yang diusung oleh Villavicencio, mengeluarkan pernyataan yang memuji dia sebagai “pejuang tanpa lelah” di akun Facebook mereka.

“Pak Fernando Villavicencio dengan berani melawan kejahatan terorganisir dan tidak ragu untuk mengkritik keterkaitannya dengan dunia politik,” pernyataan tersebut mengungkapkan.

Villavicencio lahir di Alausí, Ekuador tengah, pada tanggal 11 Oktober 1963. Ia telah menulis beberapa buku yang menginvestigasi korupsi di Ekuador, serta mendirikan media seperti LaFuente.ec, MilHojas.is, dan periodismodeinvestigación.com.

Karir politiknya dimulai pada tahun 2009, ketika ia bekerja sebagai penasihat untuk anggota parlemen Cléver Jiménez. Pada tahun 2021, ia terpilih menjadi anggota Majelis Nasional sendiri dan melayani hingga Mei tahun ini. Pemilihan dilakukan menjelang pembubaran Majelis yang rencananya akan diadakan pada tanggal 20 Agustus mendatang.